Mengetuk Pintu Hati

KITA sering melihat gambar Yesus mengetuk pintu. Pelukisnya adalah Holman Hunt. Teman-temannya mengagumi lukisan yang sempurna itu.

Namun ada satu teman yang berkata, “Lukisanmu bagus dan indah, namun ada satu yang engkau lupa?”

Hunt bertanya, “Apa itu?”

“Handle. Ya, engkau lupa melukiskan pegangan pintu.” Jawab teman itu sambil menunjuk dimana handle itu seharusnya.

Namun Hunt menjawab, “Oh, aku tidak lupa. Aku memang sengaja tidak menaruh handle di situ. Sebab saat Yesus mengetuk pintu hati kita, handle itu ada di sisi kita. Kitalah yang harus membukanya dari dalam.”

Orang yang mengetuk pintu tidak akan masuk jika tuan rumah yang ada di dalam tidak membuka pintu baginya.

Yesus sudah mengetuk pintu hati kita, apakah kita mendengar dan membukakan pintu bagi-Nya?

Yesus berkata, “Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu akan dibukakan.”

Kalau orang mau berusaha maka ia akan memetik hasilnya. Kalau kita melakukan sesuatu dengan baik, tekun dan benar, pastilah apa yang kita harapkan akan terjadi.

Kita juga percaya bahwa Allah itu mahabaik. Apa yang kita minta, doakan dan ujubkan pasti akan diberikan-Nya.

Yesus membandingkan dengan orangtua kita. “Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia minta roti, atau memberi ular, jika ia minta ikan?”

“Jadi jika kamu yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga. Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”

Kalau Yesus mengetuk pintu hati kita, mungkin sering kita tidak mendengarnya. Tetapi kalau kita yang mengetuk pintu hati Tuhan, pasti Dia langsung membukanya.

Sesering apakah kita mengetuk pintu rumah-Nya? Doa adalah cara kita mengetuk pintu Tuhan.

Kalau Tuhan tidak membuka pintu, pasti Dia akan membuka jendelanya.

“Gusti mboten sare.” Tuhan selalu berkarya bagi kita. Tuhan tidak pernah tidur.

Kalung emas yang dulu kubeli,
Kini sudah berubah jadi kelinci.
Tuhan tidak pernah ingkar janji,
Ia akan berbelaskasih dan memberi.

Cawas, mintalah jangan ditunda….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr