“Kedegilan Hati”
PADA Hari Minggu Palma, kita dikejutkan dengan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar. Pelakunya adalah sepasang laki-laki dan perempuan.
Tiga hari kemudian, seorang perempuan nekad masuk di Mabes Polri, melakukan serangan dan akhirnya dilumpuhkan.
Sebelumnya pada Mei 2018 seorang perempuan dengan membawa dua anak melakukan aksi teror di Surabaya.
Pertanyaan saya, kenapa sekarang perempuan dan anak-anak dipakai atau dipercaya untuk menjadi teroris?
Padahal dulu hanya kaum laki-laki yang direkrut jadi teroris karena bisa masuk surga dan akan disambut bidadari molek bestari.
Mengapa sekarang perempuan dipercaya melakukan teror? Apa di surga sana sudah ada bidadara-bidadara yang siap melayani mereka?
Dalam bacaan hari ini, Maria Magdalena diminta mewartakan berita gembira, bahwa Yesus hidup. Tetapi Maria Magdalena tidak dipercaya. Mereka tidak mau mendengarkan omongan perempuan.
Mungkin karena dia seorang perempuan yang tidak punya hak dan kuasa. Namun dua murid yang pulang ke Emaus pun tidak dipercaya. Mereka adalah kaum lelaki, bagian dari kelompok mereka.
Mengapa mereka tidak mau percaya? Yesus menyebutkan karena kedegilan hati. Degil itu berarti tidak mau menuruti nasehat, keras kepala, kepala batu.
Degil berarti tidak mau mendengar nasehat orang lain. Ia merasa paling benar sendiri. Orang lain selalu dianggap salah.
Orang degil adalah orang yang keras hatinya seperti batu. Ia tidak peka terhadap kebenaran, tidak mau membuka hati.
Yesus mencela kedegilan hati dan ketidak-percayaan mereka. Namun Yesus tetap sabar membimbing mereka agar percaya.
Dengan berbagai macam cara Yesus mendidik para murid untuk percaya. Yesus terus mendampingi mereka agar terbuka hati dan budinya.
Memang sangat kontradiktif. Dengan diiming-imingi masuk surga dan disambut bidadari-bidadari molek orang rela mati jadi teroris, namun diajak berbuat baik, mewartakan kabar gembira, keselamatan Tuhan, orang kok tetap degil hatinya?
Mari kita membuka hati akan suara Tuhan. Tuhan bisa berbicara melalui siapa dan apa pun juga.
Jangan degil atau keras kepala. Jika kita mau membuka hati dengan jernih, kita akan melihat kebenaran yang membawa pada keselamatan.
Daripada keras kepala, kena aspal bocor otaknya.
Lebih baik lembut hati, pasti disukai para bidadari.
Cawas, semangat selalu…
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr