“Wedhuse Gusti Yesus.”

SEORANG ibu pernah berkisah pada masa kecilnya dulu. Dia pernah diledekin sama teman-teman sekolahnya karena beragama Katolik.

“Kowe ki rak wedhus-wedhuse sing jenenge Yesus kae ta?” (Kamu ini domba-dombanya Yesus kan?).

Dia hanya tersenyum saja tanpa membela diri, karena tidak ada gunanya menjelaskan bagi orang-orang yang tidak percaya.

Semua hanya disimpan dalam hati. Bahkan dia malah mendoakan teman-temannya itu.

Dia sangat kaget ketika reuni sekolah, sekian puluh tahun tidak bertemu, kini teman yang dulu meledeknya itu malah menjadi Katolik.

Mereka ketemu saling berpelukan dan bercanda ria mengenang kenakalan masa kecil.

Kesalah-pahaman juga terjadi diantara Yesus dan orang-orang Yahudi. Kaum Yahudi mengalami kebimbangan.

Mereka ini berharap Yesus mengumumkan Diri-Nya sebagai Mesias. Mereka berkata, “Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbagan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami?”

Mereka mengharapkan datangnya Mesias. Mereka ingin Yesus memaklumkan Diri-Nya. Mesias yang ditunggu adalah Mesias politis.

Mereka ini sudah dijajah terlalu lama oleh Bangsa Romawi. Maka mereka ingin Yesus memimpin sebuah gerakan menentang penjajah.

“Berapa lama lagi” menunjukkan betapa beratnya menjadi bangsa terjajah. Mereka ingin hidup merdeka.

Mereka butuh Mesias sebagai pahlawan yang maju berperang mengusir penjajah dan mendirikan kerajaan sendiri.

Sementara itu Mesias yang dibawa Yesus bukanlah mesias politik.

Maka Yesus berkata, “Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, tetapi kamu tidak percaya.”

Kedatangan Yesus Sang Mesias digambarkan dengan sebuah metafora sebagai Gembala. Kita semua diumpamakan sebagai domba-Nya.

Dia adalah Gembala yang menyelamatkan domba-dombanya, membawa domba ke tempat yang aman, menjamin domba sampai ke padang rumput yang hijau.

Karya-karya Yesus menunjukkan Dia sebagai Mesias; orang buta melihat, orang bisa berbicara, orang tuli mendengar, orang sakit disembuhkan, orang mati dibangkitkan, orang miskin mendapat kabar sukacita. Itulah tandanya Mesias datang.

Namun orang-orang Yahudi tidak mau percaya, karena mereka mengharapkan Mesias yang mampu mengusir Bangsa Romawi dari tanah air mereka.

Disinilah letaknya perbedaan dan kesalah-pahaman yang membuat mereka tidak mau percaya.

Pertanyaan untuk refleksi: bagi kita Yesus itu Mesias. Paham Mesias macam apakah yang kita hidupi selama ini?

Ke Pasar Johar membeli beras.
Dijual lagi di pasar Ambarawa.
Yesus Kristus adalah Mesias.
Dia menjamin keselamatan kita.

Cawas, Yesus andalanku…
Rm. A. Joko Purwanto, Pr