Pembunuhan Karakter
BERITA pembunuhan hampir kita dengar setiap hari. Mereka melakukanya dengan aneka motif; balas dendam, putus cinta, hutang piutang, rebutan harta dan masih banyak lagi.
Kakak beradik bisa saling bunuh gara-gara warisan. Pacar tidak terima karena diputus langsung mencekik leher kekasihnya. Orang marah karena ditagih hutangnya dan tega membunuh.
Tetapi pembunuhan tidak hanya secara fisik. Kata-kata, berita bohong, pencemaran nama baik bisa juga membunuh karakter seseorang.
Amarah, pemutar-balikan fakta, kebencian dan dendam bisa berakibat fatal. Nama baik seseorang bisa hancur karenanya.
Reputasi orang bisa rusak di depan publik. Kariernya bisa jatuh dan masa depannya berantakan.
Kemarahan tak terkendali dan kemudian menjatuhkan orang di depan umum secara ad hominem bisa membuat citra seseorang menjadi buruk.
Karakternya dirusak di depan umum. Tindakan seperti ini kendati tidak membunuh secara fisik, namun bisa mematikan karakter seseorang.
Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya untuk berhati-hati dan waspada.
Yesus tidak hanya menuntut para murid untuk taat pada aturan hukum Taurat; jangan membunuh, jangan mencuri, jangan bersaksi dusta dan lain-lain, tetapi lebih daripada itu.
Jangan marah, jangan berkata “kafir” dan “Jahil”.
Marah dan berkata kasar kepada sesamanya dianggap tidak pantas dan harus dihukum.
Ketika kita marah dan berkata “kafir atau “jahil” kepada sesama, itu merupakan bentuk pembunuhan karakter.
Bukan fisik yang diserang tetapi mental dan psikis seseorang bisa jatuh.
Amarah, kafir dan jahil bisa keluar dari mulut yang tak terkendali. Hal itu bisa berpotensi membunuh dan menghancurkan orang.
Kita bisa melihat banyak contoh di sekitar kita. Kata-kata “kafir” banyak dilontarkan dan banyak yang menjadi korban.
Yesus mengingatkan, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.”
Kaum Farisi dan ahli-ahli Taurat itu suka mengkafir-kafirkan orang. Mereka menganggap diri paling benar dan saleh.
Tetapi mereka malah jatuh sendiri oleh kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Kita harus hati-hati karena mulutmu adalah harimaumu. Kata-kata punya daya kuat untuk membunuh seseorang.
Hati-hati dalam berbicara. Hati-hati gunakan mulutmu.
Tong kosong berbunyi nyaring.
Banyak bicara tak ada isinya.
Kata-kata kasar seperti gigi taring,
Bisa menggigit dan membunuh sesama.
Cawas, berbicaralah dengan sopan….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr