Relasi Kasih Bukan Relasi Bisnis.
DALAM kisah Ramayana versi Jawa ada nukilan cerita Anggada membangkang atau membelot.
Anggada adalah kera berbulu merah. Dia dididik oleh Sugriwa bersama dengan pasukan kera lainnya.
Ada persaingan antara Anoman dan Anggada karena keduanya adalah panglima perang Ayodya.
Rama memilih Anoman untuk pergi ke Alengka mencari jejak Sinta. Dia berhasil menjadi duta sampai ketemu Sinta dan memberikan cincin Rama.
Bahkan Anoman berhasil membumihanguskan Alengka dalam lakon Anoman Obong. Anoman punya nama harum di mata Rama.
Untuk menjajal kekuatan Alengka, Rama mengutus Anggada menyelidiki bala tentara Rahwana. Namun sesampai di Alengka, Anggada ditangkap dan dijelaskan siapa dirinya sesungguhnya.
Oleh Rahwana dijelaskan bahwa Anggada adalah anak Subali yang dibunuh oleh Rama dengan panah saat sedang berkelahi dengan Sugriwa.
Ibu Anggada adalah bidadari bernama Dewi Tara, yang punya saudara kembar bernama Dewi Tari, yang kini menjadi istri Rahwana.
Karena diprovokasi Rahwana, Anggada bimbang dan membangkang pada perintah Rama. Ia menjadi benci dan ingin membalas dendam atas kematian ayahnya.
Anggada lupa bahwa selama ini dia dikasihi oleh Rama dengan pangkat dan kehidupan yang baik di Ayodya.
Ada aneka macam tipe sahabat. Dalam Injil dikisahkan bagaimana Yesus sangat mengasihi Marta, Maria da Lazarus. Begitu pula mereka sangat mengasihi Yesus.
Ketika Yesus berada di rumah Lazarus, Maria meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu yang mahal.
Namun tindakan itu diprotes oleh Yudas Iskariot. “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?”
Komentar Yudas itu kelihatannya saleh dan baik. Tetapi ternyata tersembunyi niat jahat, karena dia tidak memikirkan orang-orang miskin, melainkan dia seorang pencuri kas kelompok.
Sahabat yang tulus ikhlas nampak dari tindakannya. Maria tanpa meyanyangkan minyak yang mahal menghormati Yesus. Ia menyeka kaki Yesus dengan rambutnya.
Karena merasa dikasihi, ia melakukan apa pun kepada Yesus.
Berbeda dengan Yudas, ia mengambil kesempatan untuk keuntungan diri sendiri. Relasinya bukan berdasar kasih, tetapi keuntungan, kemanfaatan.
Relasi kasih berbeda dengan relasi bisnis. Yang diperhitungkan hanya untung rugi.
Bagaimanakah hubungan kita dengan Yesus? Apakah kita hanya mau dekat Yesus kalau menguntungkan kita? Kita rajin berdoa atau ke gereja kalau sedang membutuhkan-Nya?
Mari belajar seperti Maria. Ia tidak menghitung keuntungan tetapi memberikan yang terbaik kepada Yesus, karena ia mengalami dikasihi sedemikian besar.
Apakah anda merasa dikasihi oleh Yesus?
Pergi ke Sangeh melihat banyak kera,
Mereka berlagak kaya turis menca negara.
Kasih Yesus sungguh tak terhingga,
Kurbankan nyawa untuk yang berdosa.
Cawas, mengasihi tanpa pamrih…
Rm. A. Joko Purwanto, Pr