DENGAN adanya jaringan internet semua hal menjadi terbuka. Kejadian kecil di kampung bisa diunggah dan diketahui oleh semua orang.

Apa yang ditutup-tutupi atau disembunyikan dengan cepat akan terkuak. Kebohongan akan mudah terbongkar, cepat atau lambat semua akan terbuka.

Orang Jawa berkata, “Becik ketitik, ala ketara.” (yang baik akan kelihatan, yang buruk akan ketahuan). Kebohongan, pembodohan, penipuan, rekayasa apa pun lambat laun akan tercium dan terkuak.

Akhir-akhir ini ada banyak orang ngaku mantan pastor, suster biarawati, frater, bahkan anak kardinal. Kenapa tidak anak Paus sekalian. Ada yang ngaku lulusan sekolah tinggi teologi, lulusan Injil School Vatican Roma, bahkan tinggal di basement basilika St, Petrus.

Apa dia tidak tahu kalau basement Basilika St.Petrus itu kuburan para paus? Kalau cerita punya rumah luas di Bergota Semarang, saya percaya, wong itu memang kompleks kuburan yang dijadikan pemukiman. Serapi-rapinya orang menyimpan bangkai, lama-lama ketahuan juga baunya.

Yesus bersabda,”Janganlah kalian takut kepada mereka yang memusuhimu, karena tiada sesuatu pun yang tertutup yang takkan dibuka, dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi, yang takkan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah dalam terang. Dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah dari atas atap rumah.”

Kita sangat bersyukur kepada Tuhan karena kita diajari untuk mengampuni musuh-musuh. “Berdoalah bagi mereka yang membenci kamu.”  Kita tidak perlu takut. Kita tidak perlu balik memusuhi atau membenci.

Tuhan berkata, “Janganlah kalian takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa. Tetapi takutilah Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.”

Dengan adanya dunia internet, orang-orang yang suka berbohong, membodohi, menipu, memfitnah, memusuhi itu gampang diketahui, seperti asap yang tertiup angin membubung tinggi.

Sekarang ini banyak orang pintar yang tidak mudah dibodohi. Hanya orang bodoh yang mau dibodohi. Maka jadilah orang pintar dan bijaksana agar tidak mudah dibodohi.

Jangan takut jika karena kebenaran, kita dimusuhi. Memang berjuang demi kebenaran itu tidak mudah. Banyak yang menentang dan melawan.

Tetapi kebenaran pada saatnya akan menang. Kebenaran akan membuka tabir-tabir kebohongan, kelicikan, kemunafikan. Kebenaran akan bergulung seperti ombak.

Ada umbi mirip buah rambutan.
Hidupnya liar di tengah hutan.
Jangan takut membela kebenaran.
Musuh mengintai dari segala jurusan.

Cawas, new ngopi dgn pijakan…
Rm. A. Joko Purwanto, Pr