“Anak Kecil”

WISANGGENI adalah anak yang baru lahir dari Bathari Dresanala dan Arjuna. Tetapi Dewasrani, anak Bathari Durga dan Bathara Guru, menginginkan Dresanala jadi istrinya. Ia membujuk ibunya untuk minta kepada raja para dewa yakni Bathara Guru memisahkan Arjuna dan Dresanala.

Orangtuanya dipisahkan dan anaknya dimusnahkan. Anak kecil yang tidak berdosa itu berusaha dibunuh oleh para dewa. Ia dipukul, ditendang, diinjak-injak, dijadikan mainan. Bathara Brahma kemudian melemparkan anak kecil itu ke kawah Candradimuka agar segera musnah.

Ajaibnya, anak itu tidak mati tetapi justru tumbuh berkembang menjadi besar dan perkasa. Anak kecil itu mempunyai kekuatan seperti api yang berkobar. Oleh Bathara Narada dia diberi nama Wisanggeni.

Narada membujuk Wisanggeni untuk bertanya siapa orangtuanya kepada para dewa. “Kalau dewa-dewa tidak bisa menjawab, hajar saja mereka.”

Begitu saran Narada. Para dewa kocar-kacir dihajar Wisanggeni karena mereka tidak tahu siapa orangtua anak itu. Durga dan Bathara Guru juga kalah melawan Wisanggeni.

Narada mengingatkan kepada Bathara Guru. “Jangan sekali-kali meremehkan bayi tidak berdosa. Di dalam diri Wisanggeni ada kekuatan Sang Maha Tunggal. Dia sangat sakti, para dewa pun tidak berkuasa menandinginya. Jangan menganggap entheng anak kecil.”

Para murid bertanya, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Yesus membawa anak kecil dan berkata, “Jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga.”

Anak kecil itu suci, polos, jujur dan tidak berdosa. Yesus mengingatkan, “Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak kecil ini.”

Seringkali kita tidak menghargai anak kecil. Mereka menjadi tempat pelampiasan pelecehan, dihina dan direndahkan. Mereka dianggap tidak punya kuasa. Mereka gampang ditindas dan diperlakukan tidak adil.

Hati-hatilah, Yesus mengingatkan kita untuk tidak merendahkan anak-anak kecil. Kita tahu ada kasus-kasus pelecehan anak. Gereja harus bertindak adil dan menghormati anak-anak kecil.

Jangan sampai terjadi pelecehan terhadap anak-anak kecil. Jangan meniru Bathara Guru, yang dengan kekuasaannya menindas dan melecehkan anak-anak tidak berdosa. Suatu saat nanti Wisanggeni akan mengamuk menghancurkan Kahyangan para dewa. Hati-hati…..!!!!

Pergi ke sawah menangkap precil.
Untuk dipakai memancing ikan tuna.
Hormati dan hargai anak-anak kecil.
Karena mereka punya daya yang luar biasa.

Cawas, tak sengaja…….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr