“Aja Lamis”

Aja sok gampang janji wong manis yen ta amung lamis.
Becik aluwung prasaja nimas ora agawe cuwa.
Akeh tulada kang demen cidra uripe rekasa.
milih sawiji endi kang suci tanggung bisa mukti.

(Jangan mudah berjanji kalau ternyata hanya pura-pura.
Lebih baik terbuka saja tidak akan bikin kecewa.
Banyak contoh orang yang ingkar, hidupnya sengsara.
Pilihlah satu mana yang suci dijamin hidupmu bahagia)

LAGU yang dinyanyikan Waljinah ini sarat dengan nasehat yang baik. Intinya agar kita tidak mudah bersumpah palsu. Senang janji-janji tetapi tidak pernah ditepati.

Didi Kempot juga menulis lagu dengan judul “Janji Palsu”.

Sebagian liriknya berbunyi:
Ning nyatane kabeh kuwi palsu. Wis ra padha sing kok ucapke mring aku
Awakku nganti kuru amarga janjimu kabeh kuwi janji palsu.
Yen kowe tresna ning apa nglarani aku. Yen kowe setya ning apa ngapusi aku. Yen kowe seneng ning apa lali janjimu. Yen kowe temen ning apa ninggalke aku.

Yesus mengingatkan agar kita tidak mudah mengucapkan janji-janji, entah demi langit, demi bumi, demi surga atau demi apapun. Yang paling penting adalah apa yang diucapkan mulut dapat dilakukan dalam tindakan.

Kualitas diri akan terlihat jika perkataan dan perbuatan itu sama.

Yesus berkata, “Jika ya, hendaklah kalian katakan; ya, jika tidak, hendaklah kalian katakan; tidak.” Yesus ingin kita mengatakan kebenaran.

Jangan sampai kita berdusta yang seharusnya ya dikatakan tidak. Malah yang tidak dikatakan ya. Jika demikian, hidup menjadi kacau.

Marilah kita belajar jujur pada diri kita sendiri. Jika kita berani jujur pada diri sendiri, kiranya kita tidak akan berani bersumpah palsu atau mengumbar janji pada orang lain.

Membeli bubur di pasar pagi hari.
Berani jujur tanda kedewasaan diri.

Cawas, lebih baik diam diri…
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr