AKU berangkat ke Stasi Gunung Bunga dengan sepeda motor. Ada dua jalur yang bisa ditempuh. Jalur pertama melewati jalan logging. Ini jalan panjang dan jarang ada perkampungan penduduk.

Ada banyak tanjakan dan turunan. Jalur kedua melewati beberapa kampung; Bandung, Sekembar, Betenung, Batu Bulan dan Tanjungasam. Aku suka melewati jalur ini karena bisa singgah ke rumah umat.

Kalau ada masalah di jalan tentu bisa cepat minta tolong umat. Apalagi jalur ini adalah jalur Trans Kalimantan jadi sekarang sudah diaspal halus. Hanya ada beberapa titik yang berbahaya dan licin di luar kampung Tanjungasam.

Mendung dan hujan sering mempersulit jalan. Memasuki Gunung Bunga adalah masuk kawasan hutan. Umat di sana kebanyakan karyawan perusahaan Alas Kusuma. Aku datang disambut oleh hujan dan dingin.

Kapel kecil di atas rumah-rumah karyawan itu masih terkunci rapat, tanda belum ada yang datang. Aku duduk sendirian menanti. Aku membunyikan lonceng besi yang terbuat dari velek roda truk. “Teng… teng…teng…” suaranya menggema di antara pohon-pohon tinggi di tengah hutan.

Aku menunggu setengah jam, belum ada yang datang. Aku pukul lonceng lebih keras lagi. Satu jam berlalu, Pak Masno ketua umat muncul tergopoh-gopoh. “Maaf romo, baru pulang dari tugas jaga.”

Kami ngobrol sambil menunggu yang lain. Lama ditunggu tidak ada umat yang datang, kecuali Pak Masno. “Kita misa gak romo?” Aku jawab, “Ya misalah, Kalau ada dua orang berkumpul Tuhan tetap hadir Pak.” Kami misa berdua saja.

Hari ini Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jika dua orang di antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana ada dua atau tiga orang berkumpul demi Nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka.”

Jadwal misa ini adalah haknya umat untuk dilayani. Tidak perlu menggerutu atau mengeluh, kenapa yang datang hanya sedikit. Sabda Tuhan itu jelas, “Dimana ada dua atau tiga orang berkumpul demi Nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka.” Kita juga yakin pasti doa-doa kita pun akan didengarkan Tuhan.

Yang membutuhkan misa itu bukan hanya umat, tetapi Tuhan sendiri yang ingin hadir di tengah-tengah umat. Maka walaupun hanya satu atau dua orang datang, Tuhan tetap hadir dan umat harus dilayani.

Romo-romo itu jangan mempersulit Tuhan yang ingin hadir di tengah umat. Untuk itu kita ditahbiskan demi menghadirkan Tuhan. Kita ini kadang malah membuat aturan macam-macam yang mempersulit dan membebani umat.

Sedikit atau banyak yang berdoa Tuhan akan mengabulkan. Kita diajak untuk mengingatkan, menasehati dan menolong yang lain. Cara menasehati atau mengingatkan dilakukan secara berjenjang.

Allah Bapa saja mendengarkan doa dua orang yang meminta, semestinya kalau kita dinasehati banyak orang ya harusnya mendengarkan dan bertobat.

Tak sengaja mohon maaf sekali.
Harus nembus jalan kecil dan sempit.
Buatlah pelayanan yang murah hati.
Jangan hal yang mudah malah dipersulit.

Cawas, selalu ada jalan…
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr