SUATU kali saya pernah diminta untuk memberi sakramen minyak suci di Stasi Sukamaju. Waktu itu jalan belum diaspal halus. Masih jalan berlumpur. Apalagi antara Tayap dan Engkadin jalannya sangat buruk. Saya minta agak mundur karena masih padat acara. Dengan melewati jalan buruk waktu tempuh menjadi lama. Ketika saya sudah sampai di tempat, saya disambut dengan tangisan meraung-raung. Mereka bilang anak itu sudah meninggal. Hati saya serasa dihantam batu, “mak tratap….”
Ibu anak itu berteriak-teriak, “Mana Tuhan… mana Tuhan… Tuhan tidak adil mengapa anak saya mati?” Orang-orang berusaha menenangkan. Tetapi dia makin berteriak, “Tidaaaakkk…” sambil memeluk anaknya.
Aku mengajak mereka berdoa bersama dan ibu itu kemudian tenang. Aku tidak bisa berkata apa-apa. Aku menyesal mengapa aku menunda-nunda untuk datang memberi minyak suci. Seandainya aku datang lebih awal, sebelum anak ini meninggal, mungkin akan lain. Penyesalan biasa datang setelah kejadian. Menyesal di kemudian hari tiada berguna.
Yesus diminta untuk membuat tanda, bahwa Ia adalah Anak Allah. Yesus berkata, “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut suatu tanda. Tetapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus.”
Kadang kita juga ingin bukti nyata bahwa Tuhan bertindak. Kita minta mukjijat-mukjijat yang menampakkan Tuhan hadir dan ada atas kesulitan kita. Bahkan tidak segan-segan kita menantang Tuhan. “Tuhan tunjukkan kuasa-Mu, buatlah mukjijat atas diriku.”
Orang-orang Ninive percaya kepada Yunus. Mereka semua bertobat. Mulai dari raja sampai rakyat dan binatang-binatang ternaknya. Bangsa Ninive diselamatkan karena percaya kepada Yunus. Tetapi orang-orang ini justru tidak percaya kepada Yesus. Padahal Dia lebih berkuasa daripada Yunus. Dia adalah Putera Allah.
Jangan pernah menunda untuk percaya kepada Yesus Putera Allah. Nanti kita akan menyesal di kemudian hari. Yesus adalah tanda keselamatan bagi dunia ini. Mari kita bertobat dan mengimani-Nya. Jangan sampai kita disalahkan dan dihakimi oleh orang-orag Ninive, “Kami percaya kepada Yunus dan kami selamat. Mengapa kamu tidak percaya kepada Yesus, yang lebih berkuasa daripada Yunus, dan kamu sekarang baru menyesal karenanya.” Marilah jangan menunda.
Pagi-pagi muncul ide senam sehat.
Akhirnya diganti bersepeda gembira.
Kalau kita mau selamat dunia akherat.
Percaya pada Yesus jaminannya.
Cawas, sekolah minggu mundur…
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr