PANDITA DURNA maju perang di pihak Kurawa. Dialah guru Pandawa. Karena kesaktiannya, tiada yang dapat mengalahkannya. Oleh karena itu Kresna mencari tipudaya supaya lemah kekuatan Durna.

Werkudara disuruh membunuh gajah Estitama tumpakan Prabu Premeya. Ketika gajah mati, Petruk, Gareng dan Bagong disuap untuk menyebarkan berita bohong bahwa Aswatama mati. Aswatama adalah anak Pandhita Durna.

Kresna meminta supaya Pandawa berbohong ketika ditanya siapa yang mati. Bukan Estitama tetapi Aswatama, anak Durna. Hanya Puntadewa yang tidak mau berbohong. Kresna mendikte cara menjawab supaya tidak berbohong.

Kalau Durna bertanya, “Apakah yang mati Aswatama? Iya, Esti diucapkan lirih saja. Tama mati diucapkan keras dan jelas.” Maka saking bingung, sedih dan duka yang mendalam, Durna tidak mendengar kata Esti karena diucapkan lirih.

Yang dikiranya adalah Aswatama mati. Berita ini menghancurluluhkan hatinya. Ia tak berdaya lagi. Maka dengan mudah Trustajumena memenggal kepala Durna dan ditendang-tendang seperti bola mainan.

Kabar tentang Yesus yang hidup jelas menyulitkan posisi para imam dan ahli kitab Yahudi. Para penjaga makam telah mengabarkan apa yang telah terjadi.

Makam kosong, Jenasah Yesus tidak ada di dalamnya. Maka tua-tua Bangsa Yahudi itu berunding untuk menyebarkan berita bohong.

Sesudah berunding dengan kaum tua-tua, mereka mengambil keputusan, lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata,

“Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid Yesus datang malam-malam dan mencuri jenasah-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran walinegeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.”

Berita hoax itu sudah ada sejak dahulu. Kebohongan itu seumuran dengan manusia. Kebohongan dipakai untuk menutupi kesalahan.

Kalau para imam kepala itu berbuat jujur, posisi mereka akan terancam dan disalahkan serta tidak dipercaya lagi oleh umat. Mereka menyebarkan berita bohong. Mereka menutupi kenyataan bahwa Yesus bangkit dari mati.

Di dunia medsos ada banyak berita yang belum tentu benar. Kita harus hati-hati menyebarkan berita itu. Jangan mudah menyebarkan berita yang tidak jelas dan belum dikonfirmasi kebenarannya.

Kita akan terkena undang-undang ITE. Maka kalau ada sebuah berita di medsos, cek dulu keakuratannya, dari siapa berita itu muncul, bisa dipercaya atau tidak.

Dan yang paling penting, berita itu berguna atau malah banyak merugikan. Menyebarkan berita bohong berarti fitnah keji. Hati-hati!!!

Bibir monyong terasa indah.
Berita bohong itu adalah fitnah.

Cawas, meminjam property untuk menjebol Benteng Takhesi…
Rm. A. Joko Purwanto Pr