PENDIDIKAN pertama yang diajarkan oleh orangtua kepada anak adalah kata terimakasih. Sejak kecil, anak-anak diajari untuk berterimakasih.

Kalau diberi sesuatu oleh orang lain, anak-anak harus menerima dengan tangan kanan dan mengucapkan terimakasih.

Itulah pelajaran budi pekerti agar anak bisa menghargai dan menghormati. Kalau anak bisa menghargai pemberian, dia juga belajar mencintai pemberian itu dan menggunakannya dengan hati-hati.

Anak yang bisa berterimakasih, ia akan mampu menghargai hidup. Hidupnya penuh dengan rasa syukur karena ada banyak hal yang sangat berharga.

Bacaan Injil hari ini menceritakan sepuluh orang kusta yang disembuhkan Yesus. Dari sepuluh itu hanya satu yang kembali untuk mengucap syukur kepada Yesus.

Dari sini sudah tergambar bahwa hanya sedikit saja orang yang mampu mengucap syukur. Satu dari sepuluh orang kembali berterimakasih. Yang lainnya lupa.

Bahkan ditegaskan lagi, seorang yang kembali berterimakasih itu justru orang Samaria, seorang asing. Orang Samaria menurut pandangan umum digolongkan sebagai bangsa yang tidak murni Israel lagi.

Mereka sudah bercampur baur dengan bangsa lain. Mereka dipandang sebagai kelompok yang sudah tidak suci lagi.

Tetapi justru orang Samaria ini yang datang tersungkur di depan Yesus dan bersyukur kepada Allah.

Pelajaran yang bisa dipetik dari bacaan ini adalah, Pertama, ternyata berterimakasih, bersyukur itu tidak mudah.

Nyatanya dari sepuluh orang, hanya satu yang mampu bersyukur kepada Allah. Maka sikap itu harus diajarkan sejak dini.

Kedua, kita sering mempunyai praduga yang keliru. Kita mudah menilai, menghakimi atau mengecap orang lain jelek, buruk, negatif, tidak suci.

Namun justru dari mereka muncul sikap-sikap yang berlawanan dengan penilaian kita itu. Contohnya orang Samaria yang dinilai buruk justru dia yang mampu bersyukur memuji Allah. Jangan menilai orang hanya dari segi lahiriahnya saja.

Yesus meneguhkan orang Samaria itu. “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau.” Orang Samaria itu mempunyai iman yang teguh.

Walaupun dia disebut sebagai orang asing, tetapi dia mempunyai iman yang menyelamatkan. Yesus menerima siapapun juga tanpa pandang bulu.

Iman itulah yang diutamakan. Iman dan syukur itu sangat erat kaitannya. Orang beriman mudah bersyukur.

Orang yang mampu bersyukur, imannya makin teguh. Marilah kita selalu bersyukur atas pemeliharaan Tuhan pada kita.

Pulau Dewata indahnya di Sanur
Keindahannya sangat tenar
Kalau kita mampu bersyukur
Hidup kita akan cerah bersinar

Cawas, hujan sebentar
Rm. A. Joko Purwanto Pr