JANGAN sembarangan mengucapkan doa. Doa itu punya daya kekuatan. Doa orang lemah dan tertindas didengarkan oleh Tuhan. Tuhan akan memperhatikan mereka yang menderita dan kesulitan.

Dalam Injil dikisahkan seorang kusta yang memberanikan diri datang kepada Yesus. Memberanikan diri karena orang kusta itu dikucilkan oleh masyarakat, dijauhi dan disingkirkan. Untuk tampil saja sudah ketakutan, apalagi datang mendekat.

Orang ini datang, berlutut dan mohon bantuan kepada Yesus. Permintaannya pun tidak memaksa atau menuntut. “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Orang ini menempatkan diri sebagai orang yang tidak pantas di hadapan Tuhan.

Orang kusta ini tidak memerintah apalagi memaksa Tuhan mengikuti kehendak dan keinginannya sendiri. Ia memohon, “kalau Engkau mau.” Semua diserahkan kepada kuasa Tuhan. Tuhanlah yang berkuasa, bukan dia.

Sangat berbeda dengan doa imam agung yang menggebu-gebu, mendoakan orang yang mendukung seorang kafir menjadi pemimpin, “Ya Allah, bikin susah hidupnya, seretkan rejekinya, jangan berkahi nafkahnya, jangan sembuhkan penyakitnya, biar dapat penyakit yang belum ada obatnya…”

Lho?? Doa makan tuan dong?? Kalau masuk penjara memang jadi seret rejeki kita. Kalau kena covid19 memang belum ada obatnya sampai sekarang.

“Aduuuh… Tuhan ini gimana sih?” Tuhan dengan enteng berkata, “Lho… kamu kan minta gitu, ya Aku kabulkan untuk kamu, bagus toh?” Sambil menangis di kamar berterali besi, si imam menggumam, “bukan gitu maksud saya.Tuhan kok gak ngerti sih..”
Ternyata kekuatan doa itu sangat dasyat.

Berhati-hatilah kalau kita berdoa kepada Tuhan. Mari kita belajar seperti orang kusta itu. Doa itu bertujuan untuk memuliakan Tuhan dan mengangkat martabat manusia. Doa itu bukan sarana kita memaksa Tuhan untuk menghukum dan membenci sesama.

Sikap orang kusta itu bisa kita tiru. Ia merendahkan diri dan membiarkan Tuhan berinisiatif dan bertindak menurut belas kasih-Nya.

Lebih baik diputus mantan,
Daripada ditinggal istri.
Berdoa itu memuji Tuhan,
Bukan memuji diri sendiri.

Cawas, menunggu lagi….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr