SEORANG bapak guru agama Sekolah Dasar ditanya oleh muridnya, “Pak Guru, waktu Tuhan Yesus disalib, ada dua orang penjahat yang disalib bersamaNya. Siapakah nama-nama mereka itu? Di dalam Injil kok tidak ditulis nama mereka?”

Bapak guru itu kebingungan menjawab pertanyaan kritis muridnya itu. Penginjil tidak menulis nama dengan maksud supaya pembacanya masuk ikut terlibat di dalamnya.

Para pembaca bisa memasukkan nama siapapun supaya peristiwa Yesus tetap bisa aktual sampai sekarang. Kita bisa memposisikan peran apa di dalam kisah hidup Yesus itu. Kita bisa memilih dalam posisi hidup kita sekarang, apakah kita sebagai penjahat yang bertobat kepada Yesus atau penjahat yang menghojatNya.

Contoh lain dalam kisah dua murid yang pulang ke Emaus. Dua murid itu, yang satu bernama Kleofas, yang satunya noname. Yang noname ini bisa dimasukin nama siapapun. Kita pembaca diberi kesempatan ikut berperan dalam peristiwa Yesus.

Minggu ini adalah minggu Palma. Kita mendengarkan kisah panjang sengsara Yesus. Kisah itu dimulai dari seorang perempuan yang meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu yang mahal.

Kisah sengsara diakhiri oleh seorang yang mencucukkan bunga karang, mencelupkan ke dalam anggur dan memberi Yesus minum. Mereka itu noname, tanpa nama. Bisa diisi nama siapapun dari kita.

Dalam kisah sengsara ini, ada begitu banyak peran. Kita boleh memilih mau menjadi apa dalam kisah ini. Mau berperan sebagai algojo, serdadu? Atau si decision maker seperti Pontius Pilatus?

Wanita-wanita yang menangisi penderitaanNya? Atau sahabat-sahabat Yesus yang hanya menonton dari kejauhan? Atau meniru Ibu Maria yang setia mengikuti sampai akhir?

Pekan suci ini mengajak kita merenungkan puncak iman kita yakni sengsara, wafat dan kebangkitanNya. Kita diajak memasuki retret agung, Allah yang mengasihi kita tanpa batas. Ia memberikan Anak TunggalNya sebagai tebusan dosa-dosa kita. Semestinya kita sangat bersyukur mengalami begitu besar kasih Allah.

Di pertengahan minggu ini, kita juga diajak terlibat dalam pesta demokrasi. Tidak secara kebetulan peristiwa pesta demokrasi seiring dengan pekan suci. Anak Tukang kayu dari Nasaret mengurbankan diri untuk menyelamatkan kita. Kita juga punya anak tukang kayu yang telah bekerja keras membawa bangsa kita menjadi bangsa yang maju dan bertumbuh dengan baik.

Apakah kita masih ragu dan bimbang? Sebagaimana penginjil mengundang kita mengambil peran dalam kisah sengsara, tentukan pilihan anda untuk membuat Indonesia ke depan menjadi apa.

Siang hari langit berkabut
Tanda sore mau turun hujan
Jangan sampai anda GOLPUT
Nomor satu tentukan pilihan

Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr