JORDY ALBA, pemain sayap dari Barcelona itu pernah beberapa kali menjadi pemain cadangan yang menentukan. “Bukan, saya bukan pahlawan. Saya bekerja untuk seluruh team.”

Ia menolak dengan rendah hati ketika dijuluki pahlawan Barca. “Kami masing-masing punya tugas untuk membangun team yang solid. Kami harus menunjukkan performa yang baik agar team dapat hasil yang maksimal.” Katanya.

Kita tidak boleh meremehkan pemain cadangan atau pengganti. Pada saat-saat kritis dibutuhkan orang yang bisa menyelesaikan masalah, mencari solusi atas kebuntuan.

Dalam pandangan kita Matias mungkin sebagai pemain pengganti. Tetapi dia dipilih oleh Tuhan dengan perantaraan Roh Kudus. Mereka berdoa kepada Tuhan untuk memilih siapa yang akan menggantikan kedudukan Yudas Iskariot.

Yang kena undi adalah Matias. Dengan demikian rasul itu tetap berjumlah dua belas menjadi lambang dua belas suku Israel. Gereja adalah Israel baru yang berziarah menuju Kerajaan Allah atas dasar iman para rasul.

Panggilan menjadi rasul itu bukan kehendak kita sendiri. Tetapi itu adalah kehendak Tuhan. “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.”

Kita tidak perlu minder atau rendah menjadi pemain cadangan. Pada saat-saat kritis dibutuhkan orang yang tepat pada tempat dan saatnya.

Dalam sebuah team pasti hanya ada satu kapten. Penjaga gawang walaupun dia berada di belakang tetap punya tanggungjawab yang sama besar dengan penyerang di depan.

Kita harus yakin karena yang memilih kita adalah Yesus. “Bukan kamu yang memilih Aku. Tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap.”

Marilah kita melakukan tugas dan panggilan kita masing-masing. Dengan demikian kita menghasilkan buah yang baik.

Kita lawan covid sembilan belas.
Pakai baju APD yang pas.
Rendah hati seperti Matias.
Jalankan tugas dengan tuntas.

Cawas, selalu ada harapan….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr