PERJALANAN manusia dari lahir sampai mati digambarkan dalam tembang macapat. Ada 11 tembang yang menggambarkan tahap-tahap hidup manusia.

Maskumambang gambaran janin yang “kumambang” terapung di rahim ibu. Mijil atau saat lahirnya bayi. Sinom yakni masa anak menuju remaja yang harus banyak belajar.

Kinanthi masa anak “dikanthi” dituntun kepada kebajikan. Asmaradana saat anak mengalami jatuh cinta. Gambuh saat sudah “jumbuh” atau cocok menemukan jodoh hidup dalam tali perkawinan.

Durma atau darma yakni mendarmabaktikan hidupnya bagi orag lain. Pangkur atau “mungkur” tahap orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri dan meninggalkan hawa nafsunya.

Megatruh atau “Megat roh” artinya meninggal. Saat kita harus kembali ke pangkuan Bapa. Pocung artinya orang mati tidak membawa apa-apa kecuali kain penutup tubuh.

Dalam Gereja ada 7 sakramen sebagai jalan menuju keselamatan. Sakramen Baptis, Ekaristi, Tobat, Penguatan, Perkawinan, Imamat, Perminyakan suci.

Sakramen Ekaristi menjadi sumber dan puncak perayaan seluruh sakramen. Injil hari ini menggambarkan bagaimana pemecahan roti menjadi sumber kehidupan bagi semua orang.

Tujuh roti itu melambangkan tujuh sakramen gereja. Tujuh sakramen itulah yang memberi hidup manusia sehingga kita tetap menyatu dengan Kristus.

Dengan ketujuh roti itu Yesus mengadakan ekaristi. Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya, dan memberikannya kepada murid-muridNya untuk dibagi-bagikan kepada orang bayak sehingga mereka kenyang.

Inilah pola ekaristi awal yang dibuat Yesus saat menggandakan roti untuk banyak orang.  Dengan ekaristi Yesus ingin menunjukkan bahwa Allah memelihara hidup manusia. Allah menghidupi manusia sejak awal sampai akhir.

Melalui ekaristi kita mengalami Allah yang mengasihi kita dalam Yesus. Dengan ekaristi kita mengenangkan Yesus yang memberikan diriNya untuk kita.

Roti itu adalah tubuhNya. Anggur itu adalah darahNya yang memberi kehidupan kita. Dengan tujuh roti Yesus memberi makan ribuan orang.

Dengan ekaristi, Yesus memberikan diriNya untuk keselamatan kita. Apakah kita rajin hadir dalam ekaristi?

Bunga anggrek merah warnanya
Tumbuh menjulang ke langit jingga
Kita menerima Tubuh dan DarahNya
Ekaristi adalah santapan jiwa

Cawas, menikmati awan di langit
Rm. A. Joko Purwanto Pr