MANUSIA tidak bisa hidup tanpa air. Bumi kita ini 70% terdiri dari air. Tubuh kita juga demikian. Kita bisa menahan lapar. Tetapi kita sulit menahan haus. Kita sangat membutuhkan air.

Beberapa orang menggunakan air sebagai media berkatekese. Monsigneur Sunarko dikenal pandai mencari sumber mata air. Romo Kirjita berpastoral dengan air alkali atau air yang disetrum supaya dapat dipergunakan secara sehat.

Romo Wignyamartaya almarhum juga banyak menolong orang dengan meneliti arus air dengan bandulnya. Rm. Utomo swargi memberkati Nusantara dengan sumber air Candi Ganjuran. Dimana ada air di situ ada kehidupan.

Dalam Injil hari ini, Yesus berbicara dengan seorang wanita Samaria di tepi sumur Yakub. Yesus memulai dialog dengan berkata,”Berilah aku minum.”

Relasi dibangun melalui air minum. Orang Samaria tidak bergaul dengan orang Yahudi karena perbedaan paham. Dari air Yesus memperkenalkan diriNya,

Jika engkau tahu siapa Aku niscaya engkau akan meminta air hidup. Yesus memiliki air kehidupan yang tidak akan habis.

Karena Yesus membuka siapa diriNya, maka perempuan itu juga berani mengakui siapa dirinya karena disingkapkan jati dirinya oleh Yesus.

Yesus mengetahui rahasianya. Perempuan itu kemudian menyebut Yesus sebagai nabi. “Tuhan nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.”

Dialog makin mendalam. Pembicaraan menuju pada penyembahan dalam roh dan kebenaran. Pada saatnya akan tiba bahwa orang akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran.

Orang menyembah Allah tidak dibatasi oleh tempat dan waktu, tetapi orang akan menyembah Allah di dalam roh dan kebenaran. Allah adalah Roh.

Barangsiapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam Roh dan kebenaran. Di bagian ini, perempuan itu percaya bahwa Mesias akan datang yang akan memberitakan segala sesuatu.

Saat itu juga Yesus mewahyukan diriNya. “Akulah Dia yang sedang bercakap-cakap dengan engkau.” Gelar Yesus berubah dari nabi menjadi Kristus atau Mesias. Iman bertumbuh.

Perempuan itu lalu pergi memberitahu orang-orang di kota bahwa ia telah berjumpa dengan Mesias. Iman harus diwartakan, bukan untuk diri sendiri.

Orang-orang itu datang dan mendengarkan Yesus. Mereka meminta Yesus tinggal di kota dan mereka semakin mengenal dan percaya kepadaNya.

Mereka bersaksi kepada wanita itu, ”Kami percaya, bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dia benar-benar Juruselamat dunia.”

Perlu ada perjumpaan pribadi dengan Yesus agar makin percaya. Di awal Yesus disebut Nabi, di tengah disebut Mesias atau Kristus dan di akhir disebut Juruselamat dunia.

Di titik manakah pengenalan kita akan Yesus sampai saat ini?

Corona telah sampai di Surakarta.
Semua kegiatan libur sementara.
Yesus adalah Juruselamat dunia. Marilah kita percaya kepadaNya.

Cawas, Jaga kesehatanmu.
Rm. A. Joko Purwanto Pr