“Lebah dan Lalat”

PERNAHKAH anda memperhatikan naluri kedua serangga ini? Mata lebah akan selalu mencari bunga yang indah walau ia berada di tempat yang kotor.

Sedang lalat akan fokus pada kotoran walau di situ ada bunga yang indah.

Lebah fokus pada bunga yang indah agar menghasilkan madu yang manis.

Sedang lalat tertarik pada kotoran dan membawa kuman serta penyakit.

Lebah hidup dalam komunitas. Mereka kompak bekerja sama. Mereka punya tata aturan dan hirarki yang rapi.

Sedangkan lalat lebih individualistis dan mencari makan sendiri-sendiri.

Yohanes Pembaptis bersaksi tentang Yesus kepada murid-murid-Nya, “Siapa yang datang dari atas ada di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari surga ada di atas semuanya.”

Yesus itu seperti lebah. Ia mencari bunga yang indah dan menghasilkan madu yang manis. Ia mewartakan yang baik dan menghasilkan keselamatan.

Yesus datang dari surga dan memberi kesaksian tentang hal-hal yang baik.

Barangsiapa memelihara lebah, ia akan memperoleh madu. “Barangsiapa percaya pada Anak, ia beroleh hidup yang kekal.”

Beda dengan lalat. Ia lebih tertarik pada yang kotor walau di situ ada bunga indah.

“Siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi.”

Walau ada yang indah dari surga, tetapi manusia yang nalurinya seperti lalat tetap berada di bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi.

Lalat tidak akan dipelihara seperti lebah. Ia akan dipukul dan mati.

“Barangsiapa tidak taat pada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.”

Kalau anda mau hidup, pilihlah cara hidup lebah. Kalau anda ingin melihat hidup, percayalah kepada Yesus Anak Allah.

Hiduplah berkomunitas seperti lebah. Hiduplah dalam paguyuban gereja agar tidak terpisah.

Jadilah lebah penghasil madu yang manis. Jadilah anak Allah agar hidupmu tetap romantis dan kebaikanmu tak pernah habis.

Pilihlah lebah karena kita adalah anak Allah.
Jangan memilih lalat karena kelakuannya jahat.

Cawas, tetap setia….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr