SUDAH viral di media massa dan ramai dibicarakan kasus pelecehan seksual dan pencabulan anak-anak misdinar di Gereja St. Herkulanus Depok.

Azas Tigor Nainggolan selaku kuasa hukum anak-anak mengatakan bahwa per juni 2020 sudah ada 21 korban yang melaporkan. SPM, pendamping misdinar adalah pelakunya dan sekarang sudah dijadikan tersangka.

Pastor Yosep Cyrilus Natet mengatakan, “Dengan terungkapnya kasus ini, Gereja harus berbenah dan mengakui ada kelemahan-kelemahan struktural yang harus diperbaiki agar kejadian serupa tidak terulang lagi.”

Bacaan Injil hari ini bercerita tentang orangtua yang membawa anak-anak, yang mau datang kepada Yesus dihalangi oleh para murid. Para orangtua ini ingin agar Yesus memberkati anak-anak dan mendoakan mereka. Tetapi murid-murid justru memarahi mereka.

Yesus berkata, “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku. Sebab orang-orang seperti merekalah yang empunya Kerajaan Surga.”

Kadang-kadang kita berlaku seperti para murid itu. Bukan menghantar anak-anak semakin dekat dengan Tuhan malah menghalangi mereka.

Kasus di Depok itu bukan hanya menghalangi, tetapi justru menjerumuskan anak-anak ke jurang penderitaan. Mereka trauma, takut, merasa berdosa.

Sulit dan butuh terapi lama untuk menyembuhkan trauma psikis bagi anak. Pembina atau pendamping yang seharusnya memberi contoh hidup baik justru melakukan tindakan tidak terpuji terhadap anak-anak.

Pembenahan-pembenahan perlu dilakukan di dalam gereja. Pembinaan dan kontrol bagi para pengurus gereja juga perlu dilakukan. Perlu membuat lingkungan gereja yang ramah anak.

Misalnya membuat ruangan yang terbuka untuk kegiatan bersama dan bisa diakses oleh banyak orang. Kasus pelecehan itu terjadi di ruang perpustakaan paroki yang tertutup rapat.

Yesus senang anak-anak datang kepada-Nya. Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka. Hati mereka yang suci, murni, polos adalah bait Roh Kudus. Mereka itulah yang empunya Kerajaan Surga.

Kita harus ikut menjaga dan melindungi anak-anak yang tidak berdosa ini. Menghantar mereka mengalami perjumpaan kasih dengan Tuhan lewat pendampingan yang baik.

Semoga kita, orang dewasa dan orangtua dapat belajar dan memetik hikmah dari kasus di Depok itu.

Tidak ada tirakatan tujuhbelas agustus.
Karena sedang terjadi wabah corona.
Biarkan anak-anak datang kepada Yesus.
Merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

Cawas, pegang ATM….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr