Berproses dan Percaya

AJANG pencarian bakat Amerika (AGT) selalu memberi kejutan yang luar biasa dan tak terduga.

Pada episode ke 14 muncul Kodi Lee, seorang buta dan autis yang tampil dengan suara emas dan permainan lembut pianonya.

Yang paling hebat adalah ibunya, Tina Lee yang mendampingi Kodi sampai dia menemukan bakat di bidang musik dan nyanyi.

Tina dengan sabar membimbing, menyemangati, mengarahkan anaknya sehingga berkembang bakatnya. Ia menuntun anaknya di panggung AGT dan memberi support kepadanya.

Ketika suaranya terdengar di awal lagu, para juri langsung terhenyak kagum. Kodi bisa mengambil nada-nada sulit dengan baik. Ia menyanyikan lagu “ A Song for You.”

Semua penonton berdiri dan bertepuk tangan menyambut dengan gegap gempita penampilan memukau pemuda autis dan buta ini.

“Apa yang baru saja kita lihat benar-benar mengagumkan. Aku tidak tahu bagaimana rasanya hidup di dunia Kodi, yang aku tahu kalian berdua memiliki hubungan yang hebat. Suaramu sangat fantastis, tone suaramu sangat apik, dan terima kasih telah mempercayai kami di pertunjukan ini. Aku akan selalu mengingat penampilan ini sampai akhir hayatku,” kata Simon Cowel, salah satu juri.

Kendati matanya tidak melihat, tetapi dunia Kodi menjadi terbuka lebar. Peristiwa ini membuat hidupnya berubah. Ia melihat masa depannya menjadi cerah.

Relasi hebat antara ibu dan anak inilah yang memungkinkan terjadinya mukjijat penemuan bakat yang luar biasa.

Tina percaya suara Kodi adalah anugerah Tuhan. Kodi dengan taat mengikuti bimbingan ibunya.

Di dalam Injil juga ada relasi baik antara orang buta dengan Yesus. Orang buta itu sangat beruntung masih bisa berbicara. Inilah anugerah dan kelebihan yang dimiliki. Ia taat mengikuti perintah Yesus.

Ada proses penyembuhan yang dibuat Yesus. Dia memisahkan si buta ke luar kampung. Dia meludahi mata si buta lalu mengetesnya.

“Aku melihat orang. Kulihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon yang berjalan.” Kata si buta.

Lalu Yesus meletakkan tangan pada mata si buta. Orang itu kemudian bisa melihat dengan jelas. Ia menjadi sembuh, dapat melihat dunia sekitarnya.

Ada dua hal penting dalam penyembuhan ini. Pertama, mau berproses. Kedua, ada relasi saling percaya.

Orang buta itu mau dibimbing dan mengikuti proses penyembuhan. Ada hubungan saling percaya antara si buta dengan Yesus.

Ketika kita menderita sakit, kita maunya cepat-cepat sembuh, kalau perlu pakai jalan pintas.

Selalu ada proses yang harus dilewati. Kita diajak melaluinya dengan sabar tahap demi tahap.

Saling percaya akan membuka pada peristiwa-peristiwa besar. Kodi dan ibunya punya rasa saling percaya yang tinggi. Bakat yang terpendam dapat ditemukan karena keterbukaan dan saling percaya.

Orang buta itupun percaya dan taat pada bimbingan Tuhan. Ia bisa melihat karena taat pada proses yang ditunjukkan Tuhan.

Ketika kita sedang terpuruk, apakah kita mau berproses dengan Tuhan dan mempercayakan diri kita kepada-Nya?

Sejak subuh terus diguyur hujan,
Matahari malu tertutup mega-mega.
Bila kita percaya pada karya Tuhan,
Kita juga mau berproses bersama-Nya.

Cawas, selalu dan tetap percaya….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr