KISAH kursi hijau di Seminari; pada awal penerimaan jubah di seminari, semua frater sangat senang. Baru pertama kali memakai jubah putih.

Seorang frater malam-malam menggantung jubahnya di balik pintu. Lampu dimatikan mau tidur. Ketika terbangun mau ke kamar mandi, ia membuka mata dan kaget.

Ada putih-putih berdiri di pintu. Ia “kucek-kucek” matanya, benda itu tidak hilang. Ia mulai ketakutan. Ia membuat tanda salib dan berdoa Bapa Kami. Tidak hilang juga. Ia melihat benda putih itu tidak menapak di tanah.

Hantu dalam pikirnya. Makin gemetaran. Ia berdoa lebih khusuk lagi. Mulai keringat dingin bercucuran. Hantu itu tak mau pergi. Mau menyalakan lampu takut, karena saklar listrik ada di dekat sang hantu.

Karena gugup dan bingung, ia mengambil sandal dan melemparkannya ke arah hantu itu. “Glodhag…” suara sandal mengenai pintu. Ia baru tersadar hantu putih itu ternyata jubahnya sendiri yang tergantung di balik pintu. Ia tergeletak di tempat tidur lagi. Hhallaahhhh….

Dengan berbagai cara Yesus membuktikan diri-Nya bahwa Ia bangkit dan hidup. Cerita-cerita penampakan itu masih seperti dongeng belaka bagi mereka. Ketika Yesus hadir di tengah-tengah mereka, mereka tidak percaya.

Yesus berkata, “Damai sejahtera bagimu.” Mereka terkejut dan takut, karena mengangka bahwa mereka melihat hantu. Mereka masih ragu-ragu.

Maka Yesus minta kepada mereka untuk meraba tangan dan kaki-Nya. Hantu tidak punya tulang dan daging. Mereka tercengang, tidak percaya.

Mereka belum yakin. Yesus minta makanan.mereka memberi ikan goreng. Ia memakan-Nya di depan mata mereka. Hantu tidak akan makan ikan atau roti. Hantu makan bunga tujuh warna.

Dengan berbagai cara Yesus membuktikan bahwa Ia hidup. Para murid pelan-pelan menjadi sadar bahwa Yesus Tuhan mengalahkan kematian. Ia sungguh bangkit.

Yesus memberi tugas kepada mereka untuk memberi kesaksian. “Dalam Nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalan saksi dari semuanya ini.”

Marilah kita jadi saksi warta sukacita Paskah ini. Dengan cara dan kapasitas kita masing-masing. Kita bisa membawa kegembiraan dan sukacita kepada semua orang.

Apalagi dalam situasi pandemi korona ini, kita harus mampu membawa harapan dan kegembiraan kepada semua orang. Mari kita wartakan….

Pagi-pagi melihat sawah
Di ufuk timur matahari bersinar terang
Kita wartakan sukacita Paskah
Beri harapan dan sukacita bagi semua orang

Cawas, property disiapkan….
Rm. A. Joko Purwanto Pr