SEBAGAI imam muda ia ditugaskan di kota kecil pedalaman, Ars, Perancis. Masyarakatnya tidak peduli dengan hidup rohani. Mereka minum mabuk, dansa-dansi sepanjang malam, tidak pernah ke gereja pada hari minggu.

YM Vianney menghadapi umat yang tidak mengenal Tuhan layaknya. “Menderita dengan penuh kasih adalah tidak lagi menderita” katanya. Mungkin saking beratnya mempertobatkan mereka.

Ia sungguh merasakan beban yang berat melayani umat di Ars. Tetapi ia tidak pernah berhenti berdoa untuk memperoleh jiwa-jiwa yang harus diselamatkan. Ia rindu selalu datang kepada Yesus dalam doa-doa hening pribadi.

“Ya Tuhan-ku, lebih baiklah aku mati mencintai-Mu daripada hidup barang sejenak tanpa mengasihi-Mu…. Aku mengasihi Engkau, ya Juruselamat Ilahi-ku, sebab Engkau telah disalibkan bagi kami… sebab aku telah disalibkan bagi-Mu.”

Konon Ars hanya berpenduduk 230 jiwa ketika dia datang 1818. Pada tahun 1858 ada 80.000 jiwa mengunjungi Ars dan melakukan pertobatan karena Yohanes Maria Vianney yang saleh dan tekun berdoa.

Hari ini Yesus berkata, “Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, sebab Aku ini lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenagan.”

Pastor dari Ars itu senantiasa datang kepada Yesus dalam doa, penyangkalan diri, matiraga. Relasi akrab dengan Tuhan itu nampak dalam kesalehan hidupnya, sehingga banyak orang datang kepadanya. Mereka mengalami pertobatan dan bersedia memperbaharui diri melalui orang kudus dari Ars.

Ketika kita mau datang kepada Yesus, kita akan mengalami kelegaan dan ketenangan. Kedekatan dengan Yesus pada akhirnya menghasilkan buah hidup yang berlimpah.

Teladan hidup Pastor sederhana dari Ars itu adalah wujud kongkretnya. Hidup doa yang mendalam itulah kekuatan Pastor dari Ars. Banyak pastor sekarang tidak mempunyai hidup doa yang mendalam.

Ada banyak alasan, sibuk berpastoral, sibuk melayani umat, sibuk seminar, retret, pembinaan-pembinaan. Semua alasan rohani bisa diajukan untuk mengatakan tidak punya waktu pribadi lagi dengan Tuhan.

Kadang yang terlihat justru sibuk dengan HP (Ssstt… ada yang hpnya sampai 3 buah) dan asyik dengan hobbynya sendiri.

Belajar dari Yohanes Maria Vianney, kita diajak memberi waktu khusus untuk menanggapi undangan Yesus, “Datanglah kepada-Ku….”

Subur dalam doa, juga subur dalam karya. Karya pastoral tidak akan terbengkelai hanya karena kita punya banyak waktu untuk berdoa.

Tigaratusan ribu dapat dibagi menjadi tiga.
Limapuluh ribu boleh diangsur sampai lima.
Yesus mengundang kita datang kepada-Nya.
Hati kan lega penuh damai dan sukacita.

Cawas, tigaratusan ribu….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr