SEORANG suami sering marah-marah kepada istrinya. Kalau dia marah selalu menyebutkan kesalahan-kesalahan istrinya di masa lampau.
Kesalahan yang kemarin, yang lalu, seminggu lalu, sebulan dan bahkan kesalahan yang sudah bertahun-tahun bisa diungkap kembali.
Dia ingin menunjukkan diri sebagai “wong lanang” yang berarti ala-ala ning menang. Sang suami itu sedang menutupi ala (jeleknya).
Yang penting harus menang. Maka semua kesalahan sang istri ditumpahkan lagi biar kelihatan jeleknya.
Dalam bacaan Injil hari ini, Petrus bertanya kepada Yesus berapa kali harus mengampuni saudaranya. Batas maksimal kekuatan manusia itu hanya sampai tujuh kali.
Mengampuni sampai dua atau tiga kali saja sudah tak mampu, apalagi sampai berkali-kali. Tujuh kali itu sudah cukup bagi kita. Namun Yesus menjawab,
“Bukan sampai tujuh kali, melainkan tujuh puluh kali tujuh kali.” Itu artinya sampai tak terbatas. Darimana Yesus mendasarkan sabdaNya itu?
Yesus pernah berkata, “Hendaklah kamu sempurna seperti Bapamu di surga sempurna adanya.” Sekali lagi orientasi kita adalah menjadi seperti Bapa yang sempurna.
Yesus mengajak kita mencontoh Bapa yang sempurna. Bapa yang sempurna itu digambarkan oleh Yesus dengan kisah seorang raja yang mengampuni hambanya yang berhutang sepuluh ribu talenta.
Sedang hamba itu meminjamkan kepada temannya seratus dinar. Raja itu mengampuni hamba yang pertama yang hutang lebih banyak.
Tetapi hamba ini tidak mau mengampuni temannya yang hutang hanya sedikit. Kita hitung satu talenta itu berapa dinar.
Dalam kamus kitab suci, satu talenta itu sama dengan enamribu dinar. Kalau sepuluh ribu talenta dikalikan enamribu sama dengan enampuluh juta dinar. Enampuluh juta dibanding dengan seratus dinar?
Betapa sangat tidak seimbang. Maka kalau Allah itu selalu dan terus menerus mengampuni, kita pun harus berani mengampuni kesalahan sesama kita.
Seberapa sering kita berdosa, dan seberapa kali kita datang kepada Allah, Dia akan selalu mengampuni kita. Itulah kerahiman Allah Bapa. Kita tidak perlu sungkan untuk datang kepadaNya. Kita diajak juga sering mengampuni saudara.
Membeli apem di Pasar Legi
Ketemu artis sedang naik bendi
Sesering kita diampuni
Sesering pula kita mengampuni
Cawas, andaikan kau datang kembali
Rm. A. Joko Purwanto Pr