Fenomena Crazy Rich Man.

BELUM lama kita disuguhi berita orang-orang muda yang sering memamerkan kekayaannya di medsos.

Mereka pamer rumah mewah seperti istana, tanahnya luas, mobil mewah dan barang-barang branded yang mahal.

Bahkan ada yang berkeliling Paris, New York, London dengan jet pribadi. Luar biasa hebat ya….

Anak-anak muda kaya raya itu sering muncul di medsos. Itu cara mereka menarik perhatian orang lain agar mereka jadi followernya.

Mereka sedang mengirim signal bahwa mereka hebat. Banyak orang tergiur dan masuk jebakan. Kekayaannya dipakai untuk menjerat orang masuk ke dalam perangkapnya.

Sementara di sekitar kita masih banyak orang mengalami kemiskinan, pengangguran, PHK. Pandemi makin mempersulit hidup.

Lapangan pekerjaan makin susah. Pemulihan ekonomi belum menunjukkan hasil yang signifikan. Keprihatinan dan penderitaan masih ada dimana-mana.

Kepekaan hati nurani sangat dibutuhkan dalam kondisi keprihatinan sekarang ini.

Semangat belarasa mesti ditumbuhkan agar kekayaan dipakai untuk mengentaskan mereka yang menderita. Kekayaan bukan hanya ditimbun untuk diri sendiri.

Dalam Injil Yesus menyikapi kondisi seperti sekarang dengan perumpamaan orang kaya dan Lazarus.

Orang kaya itu hidup dalam kemewahan, berpesta pora, bajunya halus dan mahal.

Sedang Lazarus miskin, tubuhnya penuh dengan borok. Anjing-anjing datang menjilatinya. Ia kelaparan, makan dari remah-remah yang jatuh dari meja orang kaya.

Kondisi terbalik ketika mereka mati.

Lazarus berada dalam pangkuan Abraham. Ia hidup bahagia di surga.

Sedang orang kaya itu menderita dalam kesakitan nyala api. Ia sangat kehausan.

Penderitaan di dunia membawa Lazarus masuk surga. Tetapi kenikmatan dunia bisa membawa sengsara di alam sana.

Kematian tidak bisa mengubah keadaan. Kekayaan yang berlimpah tidak bisa menyelamatkan.

Di dunia dia berkelimpahan, kini dia butuh secelup air di ujung jari saja tidak mendapatkan. Kebaikan walau hanya seujung jari akan menyelamatkan.

Pelajaran moralnya adalah jangan menumpuk harta kekayaan hanya untuk diri sendiri.

Kebaikanlah yang akan menolong kita. Semangat berbagi dan berbelarasa pada saudara-saudara yang menderita akan menghantar kita ke surga.

Surga itu dibangun ketika kita masih hidup di dunia. Jangan menunda untuk melakukan kebaikan selagi kita masih bisa.

Di alam sana ada jurang yang memisahkan kita. Di sinilah, di dunia ini kita masih bisa berhubungan dengan sesama.

Di sini dan saat ini kita masih punya kesempatan menggunakan harta kita untuk menolong sesama.

Kita tidak perlu bangga disebut the crazy rich man, karena surga tidak ditentukan seberapa banyaknya harta yang kita punya, tetapi seberapa banyaknya kebaikan-kebaikan yang kita bagikan kepada sesama.

Punya harta kekayaan melimpah,
Bisa mengantar kita ke hotel prodeo.
Jangan bikin hidup kita jadi susah,
Lebih baik rukun sama anak bojo.

Cawas, menabung kebaikan….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr