FILM berjudul “Manjhi, The Mountain Man” diambil dari kisah nyata seorang pria tua bernama Dasrath Manjhi. Ia membelah gunung seorang diri selama 22 tahun.
Waktu itu ia membawa istrinya, Falguni ke rumah sakit. Ia harus menempuh jarak 70 km dari Gehlaur ke Wazirgang. Karena jarak yang jauh itu istrinya tak terselamatkan. Ia bertekad menembus gunung.
Orang desa menyebut dia gila. Ia butuh waktu 22 tahun untuk memperpendak jarak dari desanya ke rumah sakit.
Setelah gunung itu terbelah, orang-orang desa hanya menempuh jalan satu kilometer menuju rumah sakit. Itu semua berkat seorang tua Dasrath Manjhi yang berani berpikir out of the box.
Para murid kembali ke pekerjaan awal mereka menjadi nelayan. “Aku pergi menangkap ikan,” kata Petrus. “kami pergi juga dengan engkau.” Kata mereka.
Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Hampir tiga tahun mereka mengikuti Yesus pergi kemana-mana. Tidak pernah menangkap ikan lagi.
Kini mereka kembali menjadi nelayan. Mungkin mereka sudah tidak terampil seperti dulu lagi. Mereka memakai cara-cara lama yang sudah usang dan hasilnya nonsense.
Yesus menampakkan diri di pinggir pantai. Yesus membawa cara baru yang berbeda dengan kebiasaan lama. “”Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.”
Orang menebarkan jala pada umumnya ke sebelah kiri. Sekarang Yesus menyuruh mereka menebarkan jala ke sebelah kanan. Itulah model Think Out of The Box. Keluar dari tradisi lama. Berani meninggalkan kebiasaan lama.
Atau kalau lebih nyaman menebarkan jala ke kiri, perahunyalah yang harus dibalikkan arahnya. Arah perahunya diubah dari posisi lama ke posisi yang baru. Yang penting berani berubah.
Ketika mereka berani mengubah cara/tradisi maka mereka berhasil. Paskah berarti berani berubah, bertransformasi. Bagaimana kita bisa mempunyai cara pikir out of the box?
Pertama, berhentilah menyalahkan, tetapi berani ambil tanggungjawab. Umumnya orang hanya pandai menyalahkan situasi. Kedua, berhentilah selalu komplain, mengeluh, tetapi cari cara menyelesaikannya. Kita ini dikit-dikit ngeluh, protes, cuma demo-demo di jalan.
Ketiga, berhenti mempertahankan diri, defensif, tetapi mulailah proaktif. Bertahan berarti tidak berani keluar dari zona nyaman.
Keempat, buka wawasan baru dan kembangkan rasa ingin tahu. Jangan hanya berpikiran sempit, hanya untuk diri sendiri. Mari jadilah umat Katolik yang transformatif…
Memasak lodeh dengan terong ungu.
Ditambah daun melinjo dan santan.
Berpikirlah dengan cara yang baru.
Agar tidak ketinggalan zaman.
Cawas, belajar masak sendiri….
Rm. A. Joko Purwanto Pr