Pasang Salib
SAYA diundang ngobrol-ngobrol di sebuah warung kopi dan susu segar. Warung itu adalah rumah pribadi yang disulap untuk berjualan. Rumah itu adalah bangunan kuno peninggalan orangtua. Kayu-kayunya kelihatan kokoh dan eksotik. Di dalam diatur kursi dan meja dengan rapi.
“Bagaimana kesan romo masuk di rumah ini?” tanya si ibu yang mempersilahkan saya dan rombongan duduk di kursi tengah.
“Bagus, kesannya antik dan nyaman.” Saya duduk sambil pesan susu jahe panas.
“Doakan ya romo supaya usaha saya ini lancar.” Dia menawari teman-teman saya pesan minuman dan snack ringan.
“Tapi kenapa kamu pasang gambar-gambar itu? Kamu tidak takut nanti warungnya tidak laku?” Saya menunjuk gambar-gambar yang dipasang di dinding kayu.
Ada salib di atas pintu. Ada gambar wajah Tuhan Yesus. Ada gambar Ibu Maria menggendong bayi Yesus. Wajah uskup yang berkumis tebal itu juga tergantung di dinding. Kumis hitam dan tebal itu menambah aksentuasi kewibawaannya. Ada rosario kayu besar tergantung di dinding.
“Tidak romo. Saya yakin Tuhan yang memberi rejeki saya di rumah ini. Kalau mereka takut masuk warung saya karena ada salib dan gambar-gambar itu ya gak papa. Berarti iman mereka belum kuat.” Ibu itu menjawab dengan tegas.
“Bagi saya, salib Yesus dan Bunda Maria adalah kekuatan hidup. Itulah keyakinan saya. Biar orang lain juga tahu, kalau kami ini ikut Yesus.”
Tidak lama kemudian ada dua gadis berkerudung masuk ke warung itu. Kuperhatikan selintas mereka melihat gambar-gambar itu. Mereka mengambil tempat duduk dan memesan minuman. Tak peduli.
Yesus bersabda, “Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, akan diakui pula oleh Anak Manusia di depan para malaikat Allah. Tetapi baragsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal pula di depan para malaikat Allah.”
Apakah kita berani mengakui Yesus di depan orang banyak? Ataukah kita justru takut menjadi murid-Nya? Berani membuat tanda salib di mana pun? Atau kita sembunyi-sembunyi dan malu mengakui-Nya? Sabda Yesus di atas akan diberlakukan pada kita.
Mawar melati adalah gambar bunga.
Terlukis indah di saku celana.
Salib Yesus adalah ciri khas kita.
Tak usah malu kita mengakuinya.
Cawas, barcode benang kusut…..
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr