DALAM persidangan khususnya kasus korupsi, banyak saksi berubah jadi tersangka karena kesaksiannya palsu. Menurut hukum, orang tidak boleh memberi kesaksian palsu atau berbohong. Saksi adalah orang yang mengetahui, mengalami atau mengerti tentang suatu perkara hukum.
Sehubungan dengan korupsi, KPK tidak menganggap enteng kesaksian palsu yang diberikan seorang saksi. Hukuman atas kebohongan itu cukup berat. Kita masih ingat kasus Muhtar Ependy, yang menjadi saksi kasus Akil Mohtar dulu. Ia dinilai memberi keterangan palsu kepada hakim. Ia dijatuhi hukuman pidana lima tahun penjara dan denda Rp. 200 juta.
Yesus berpolemik dengan orang-orang Yahudi tentang kesaksian Yohanes. Ia adalah seorang nabi. Ia memberi kesaksian tentang Yesus bahwa Dialah yang datang dari Allah. Kesaksian Yohanes itu benar, tetapi orang-orang Yahudi tidak mau percaya.
Karena kedegilan dan kebencian mereka kepada Yesus, maka kesaksian siapa pun –kendati itu benar – tidak diterima.
“Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting daripada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu jualah yang sekarang Kukerjakan, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.”
Kalau tidak mau percaya kepada kesaksian orang, Yesus menunjukkan tindakan-Nya atau karya-karya-Nya yang juga bisa dilihat, dialami, dirasakan oleh banyak orang.
Karya-Nya itu sudah bisa memberi kesaksian dari manakah Dia datang. Tetapi dasar orang bebal, mereka tidak bisa diberi penjelasan.
Ada istilah WTS, “Waton Sulaya” yang artinya asal melawan. Orang tidak berpikir benar atau salah, yang penting lawan.
Orang sudah tidak memakai akal sehat atau nalar lagi. Dijelaskan dengan cara apapun sudah tidak mempan.
Jangan sampai kita “mbeguguk ngutha waton”. Mbeguguk artinya diam tak bergerak atau tak mau beringsut. “ngutha waton” artinya seperti kota berbenteng batu, tak bergeming sedikit pun. Merasa diri paling benar, tak mau disalahkan, tidak mau berubah. “Pokoke aku sing bener dewe.”
Jalan-jalan pakai topi,
Takut kena sinar matahari.
Jangan mau menangnya sendiri,
Kalau kita ingin dihargai.
Cawas, tetap sehat dan semangat….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr