Serat Tripama

“Yogyanira kang para prajurit; Lamun bisa samya anulada; Kadya nguni caritane; Andelira sang Prabu; Sasrabau ing Maespati; Aran Patih Suwanda; Lalabuhanipun; Kang ginelung tri prakara; Guna kaya purunne kang denantepi; Nuhoni trah utama.”

Artinya: Seyogianya para prajurit, bila semua dapat mencontoh, Seperti masa dahulu; (tentang) andalan Sang Prabu Sasrabau di Maespati; Bernama Patih Suwanda; Jasa-jasanya; Yang dipadukan dalam tiga hal, (yakni) pandai, mampu dan berani (itulah) yang ditekuninya, Menepati sifat kaum utama.

Serat Tripama adalah tembang Jawa karangan KGPAA Mangkunegara IV (1809-1881) dari Surakarta. Isi tembang itu adalah kisah keteladanan tiga tokoh wayang yakni; Bambang Sumantri atau Patih Suwanda, Kumbakarna dan Adipati Karna.

Patih Suwanda memuliakan rajanya dengan tiga keutamaan yaitu “guna, kaya, purun.”

“Guna” artinya cakap. Ia memiliki kecakapan menyelesaikan segala perkara atau tugas yang diembannya. Ketika permaisuri raja minta Taman Maerakaca milik para dewa dipindah ke Maespati, Patih Suwanda melakukannya dengan cermat.

“Kaya” artinya mampu menyediakan apa saja yang dibutuhkan. Permaisuri raja minta disiapkan 800 putri domas untuk mengiring pengantin, Patih Suwanda mampu memenuhinya.

“Purun” artinya sanggup taat setia berjuang sampai akhir. Ia berperang melawan raja Alengka, sampai mati demi membela rajanya.

Sudah tiba saatnya, Yesus mempermuliakan Bapa-Nya melalui kematian di salib. Yesus akan segera menyelesaikan tugas-Nya.

“Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk Kulakukan.” Inilah arti “purun” dalam diri Yesus. Ia melaksanakan tugasNya sampai mati demi kemuliaan Bapa.

Dengan segala daya, Yesus telah memperkenalkan Bapa kepada murid-murid-Nya dan kini mereka telah percaya kepada Bapa.

“Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang daripada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” Di sini arti “guna” itu, Yesus melakukan perutusan Bapa dengan ajaran kasih-Nya.

Yesus menyediakan hidup kekal kepada mereka yang percaya kepada-Nya, ini adalah nilai “kaya” yang dibuat Yesus.

“Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Anak-Mu akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya.”

Dalam seluruh tindakan-Nya, Yesus menjalankan nilai-nilai keteladanan; “guna, kaya dan purun.”

Maukah kita melanjutkan keteladanan Kristus itu?

Di taman ada tumbuh bunga mawar.
Berseberangan dengan bunga kaktus.
Berani membela yang adil dan benar.
Itulah tanda kita ikuti jejak Kristus.

Cawas, hanya sekejap mata….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr