Durian Disambar Petir.
KAMI punya tetangga yang punya kebun di dekat rumah. Ada pohon durian cukup tinggi di kebun itu.
Tetapi sejak Gunung Kelud meletus dan menyemburkan debu sampai kemana-mana, buah durian itu berubah rasanya.
Entah pengaruh apa, namun nyatanya rasa durian itu hambar tidak ada manisnya.
Sudah diusahakan dengan berbagai cara agar durian itu berbuah dengan baik, tetapi tidak ada hasil.
Diberi pupuk buah, dipotong ranting-rantingnya, disiangi tanah disekitarnya, bahkan diikat dengan janur pengantin pun tetap tidak ada perubahan yang menggembirakan.
Eh…tiba-tiba tanpa diduga pohon itu malah disambar petir dan daunnya meranggas semua.
Tidak perlu menunggu lama, pohon yang tidak menghasilkan apa-apa itu ditebang habis dan dibakar kayunya.
Yesus memberi contoh sesuai dengan pohon yang ada di tanah airnya. Ia mengatakan, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah,dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya supaya ia lebih banyak berbuah.”
Pohon anggur biasa ditemui di tanah Israel. Ia akan menghasilkan buah anggur yang manis dan lebat.
Namun jika pohon tidak menghasilkan, maka akan dipotongnya. Kalau ranting-ranting itu berada di pokok yang benar, pastilah dia menghasilkan buah yang baik.
Begitu juga kalau kita tinggal dalam Kristus, sebagai pokok anggur, mestinya kita menghasilkan buah-buah yang diajarkan oleh Kristus; kasih, pengampunan, rendah hati, pelayanan, sukacita, pengorbanan, toleransi dan menghargai sesama.
Namun jika hidup kita tidak menghasilkan buah-buah iman, kita mesti merefleksi diri.
Ada apa dengan diri kita. jangan-jangan kita ini bukan ranting yang benar.
Bisa jadi kita ini malah seperti benalu yang menempel pada pokok anggur tetapi tidak menghasilkan apa-apa.
Kalau begitu, pastilah kita akan ditebang dan dibakar ke dalam api. Sebab Yesus menuntut kita, “Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang keluar seperti ranting, lalu menjadi kering dan dicampakkan ke dalam api dan dibakar.”
Pertanyaan reflektif: Apakah anda sungguh-sungguh menghasilkan buah yang baik yang berguna bagi orang di sekitar anda?
Ataukah anda ini ranting kering yang harus dipangkas untuk dibersihkan?
Pohon yag baik dilihat dari buahnya,
Ranting yang kering akan dipotongnya.
Hidup yang baik akan berguna bagi sesama.
Kalau tidak, mari bertobat bersama-sama.
Mandalika, tinggal di dalam-Nya…
Rm. A. Joko Purwanto, Pr