SUATU kali Abunawas dan anaknya pergi ke pasar membeli keledai yang sudah tua. Mereka pulang menuntun keledainya. Orang banyak berkata,

“Orang bodoh, untuk apa membeli keledai kalau tidak dinaiki?”. Abunawas lalu menaiki keledainya.

Orang banyak berkomentar, “Orangtua kejam, kenapa anaknya disuruh menuntun keledai sedang dia sendiri naik di punggung keledai?”

Abunawas turun dan menyuruh anaknya naik keledai. Orang banyak mengomentari, “Anak tidak sopan, kenapa dia naik sendirian sementara ayahnya berjalan menuntun keledai?”

Lalu mereka naik bersama-sama di punggung keledai. Ibu-ibu yang melihat berkata, “Orang tidak berperi kehewanan, keledai sudah tua begitu harus menanggung beban bapak dan anaknya.” Saking kesalnya mereka berdua turun dan membopong keledainya pulang ke rumah.

Mengikuti kemauan orang banyak itu serba susah. Kalau diikuti kita repot sendiri, kalau tidak mengikuti, mereka berkomentar macam-macam, bahkan bergosip sampai memerahkan telinga.

Begitu pun Yesus gundah dengan kemauan orang banyak. Maka Yesus mengungkapkan perumpamaan, “Mereka sama dengan anak-anak yang duduk di pasar dan berseru,

“Kami meniup seruling bagimu, tetapi kalian tidak menari. Kami menyanyikan lagu duka, tetapi kalian tidak menangis.”

Yohanes Pembaptis datang, tidak makan dan minum, bermati raga sangat keras di padang gurun. Mereka menganggapnya gila, kerasukan setan, orang aneh, dll.

Yesus datang bergaul dengan semua orang, makan dan minum dengan orang kecil. Orang banyak berkometar, “Lihatlah seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.”

Orang harus mempunyai prinsip hidup sendiri. Tidak ikut arus, “ela-elu”. Orang diajak memiliki nilai hidup dan berkomitmen untuk memperjuangkannya.

Mengikuti kemauan orang banyak tidak ada habis-habisnya. Tiap orang memiliki prinsip hidup. Prinsip itu akan diuji seberapa jauh kebenarannya melalui komitmen perjuangan kita.

Orang lain mau menilai apa itu tidak penting. Kita sendirilah yang memilih, memutuskan dan mempertanggungjawabkannya.

Naik keledai ke pasar hewan
Pasar Blondo dekat Mertoyudan
Marilah terus berjuang demi kebenaran
Kendati orang menuduh sebagai pahlawan kesiangan

Cawas, indahnya bulan purnama
Rm. A. Joko Purwanto Pr