KETIKA masih gadis, Dewi Kunti berguru kepada Resi Druwasa. Oleh Gurunya, Kunti diberi “ngelmu” yang bernama “aji kunta wekasing rasa, sabda tunggal tanpa lawan”.

Daya ngelmu itu mampu menghadirkan dewa dari kahyangan. Mantra itu ada pantangannya, yakni tidak boleh diucapkan pada waktu tidur atau mandi.

Terkadang oleh rasa ingin tahunya, Kunti mengucapkan mantra saat dia sedang mandi. Seluruh dewa di kahyangan geger. Batara Surya atau Dewa Matahari turun menemui Kunti.

Tak perlu diceritakan apa yang terjadi, karena pertemuan itu akhirnya Kunti mengandung jabang bayi. Kunti bingung dan sedih hati karena ia yang belum bersuami kini mengandung seorang bayi dari Batara Surya.

Bayiitu lahir laki-laki dan diberi nama Raden Karna Basusena. Karna berarti sorot atau cahaya. Basu berarti Matahari. Sena berarti anak.

Nama itu berarti putera dari Sang Batara Surya, Dewa Matahari. Peristiwa ini menimbulkan dilema bagi Kunti. Kalau dia tetap memelihara anak itu, Negara Mandura akan luntur kewibawaannya karena Sekar Kedaton Dewi Kunti punya anak di luar nikah.

Tetapi kalau mau pisah dengan anaknya, nama baik Negara Mandura akan tetap berjaya. Kunti memilih tetap menjaga nama baik Negara Mandura. Karna dibuang dengan dihanyutkan di Sungai Gangga.

Dalam bacaan Injil hari ini, Maria dikisahkan sedang bertunangan dengan Yusuf. Ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus sebelum mereka hidup sebagai suami istri.

Hal ini jelas membuat dilema bagi Yusuf. Yusuf bimbang. Dia berniat menceraikan tunangannya secara diam-diam.

Tetapi Malaikat datang dan menguatkan hatinya. “Yusuf, Anak Daud. Janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu. Sebab Anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.”

Setelah diyakinkan oleh Malaikat, Yusuf segera mengambil Maria menjadi istrinya. Yusuf adalah pribadi yang taat, saleh dan bertanggungjawab. “Sesudah bangun dari tidurnya.”

Yusuf tidak menunda-nunda. Ia segera bertindak. Karena Yusuf dan Maria taat pada kehendak Tuhan, maka Sang Juru Selamat lahir, datang ke dunia membawa keselamatan.

Seandainya Kunti tidak membuang Karna, perang Baratayuda bisa dihindarkan. Karna adalah saudara satu ibu dengan Pandawa. Dunia akan damai, tidak terjadi pertumpahan darah antar saudara.

Yusuf dan Maria dengan ikhlas hati menerima kehadiran Yesus. Mereka menjadi keluarga tempat Yesus dibesarkan dengan penuh cintakasih. Berkat kesediaan Yusuf dan Maria, Sang Juru Selamat hadir membawa damai bagi dunia. Dialah Sang Imanuel, Allah beserta kita.

Masak telur kecap diberi kuah
Disiapkan untuk hidangan pesta
Mari kita berserah kepada Allah
Damai dan sejahtera adalah buahnya

Cawas, hari yang indah
Rm. A. Joko Purwanto Pr