“Yusuf Sebagai Role Model”

PADA Tanggal 8 Desember 2020, Paus Fransiskus mengeluarkan Surat Apostolik yang berjudul Patris Corde (Dengan Hati Seorang Bapa) untuk menandai dimulainya Tahun Santo Yusuf pada 2021.

Hari ini kita merayakan SantoYusuf. Pada hari ini kita bisa merenungkan keutamaan-keutamaan Santo Yusuf melalui Surat Apostolik Paus.

Paus menyebut ada 7 keutamaan Santo Yusuf yang pantas kita tiru: Pertama, St. Yusuf adalah bapa yang penuh kasih. Ia mendedikasikan seluruh hidupnya demi Maria dan Yesus. Kedua, St. Yusuf adalah bapa yang lembut dan penuh cinta. Ia menjaga Yesus yang tumbuh dalam keluarga yang penuh kehangatan dan cinta. Sebagai ayah, ia bersikap lembut dan hangat.

Ketiga, St. Yusuf adalah pribadi yang taat kepada kehendak Allah. Maria punya “fiat voluntas tua.” Demikian juga Yusuf menjalani “fiat” demi kehendak Allah. Yusuf mendidik Yesus dengan ketaatan. Sedemikian sehingga di Taman Getsemani, Yesus pun berani berkata, “Bukan kehendak-Ku, tetapi kehendak-Mulah yang terjadi.”

Keempat, St. Yusuf seorang figur yang siap menerima. Ia menerima Maria apa adanya dan menjaganya dengan setia. Ia menghormati perempuan. Ia bukan tipe orang yang melecehkan dan memandang rendah, apalagi melakukan kekerasan terhadap perempuan.

Kelima, St. Yusuf adalah bapa yang berani dan kreatif. Ia tipe pria bertanggungjawab. Ia tidak lari dari kesulitan, tetapi menjadi pelindung aman bagi keluarga. Saat tidak ada penginapan di Betlehem, ia membuat palungan bagi Yesus. Saat diancam Herodes, ia menjaga dan melindungi keluarga kecilnya.

Keenam, Ia adalah seorang bapa pekerja. Ia seorang tukang kayu, pekerja keras untuk menghidupi keluarganya. Ia diangkat menjadi pelindung para pekerja. Kita harus menghargai para pekerja-pekerja di sekitar kita.

Ketujuh, St. Yusuf adalah bapa yang tersembunyi. Figur Yusuf adalah gambaran Allah yang tersembunyi. Allah Bapa selalu mengasihi anak-Nya. Tidak banyak narasi tentang Yusuf. Ia sebagai figur di balik layar, seperti Allah yang tidak nampak, namun mengasihi kita manusia.

Mari kita menemukan sifat-sifat St. Yusuf itu dalam diri ayah kita, sehingga kita bisa bersyukur telah dibimbing dan dijaganya.

Merawat bunga yang sedang kuncup.
Ditunggu mekarnya di saat senja.
Kita bersyukur punya Bapa Yusup.
Yang melindungi kita dengan cinta mesra.

Cawas, berharap senantiasa….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr