“Motivasi Mengikuti Dia”

“Le, iki turahan dhahare romo ditelaske, besuk yen gedhe ben dadi romo.” (Nak, ini makanan sisanya Romo, kamu habiskan biar besuk bisa jadi Romo), kata ibu sambil menyodorkan piring kepada saya.

Tiga bulan sekali ibu saya mendapat jatah untuk “caos dhahar romo” di kapel Somokaton. Itu adalah saat yang menyenangkan karena pasti kita akan makan enak. Ibu saya pasti masak yang enak-enak untuk romo. Bapak akan menyembelih ayam.

Biasanya makan telur hanya kalau ada tetangga kenduri. Itu pun bukan telur utuh. Tetapi setengah telur masih harus dibagi bertiga dengan adik-adik saya.

Dan lagi sebagai anak sulung saya tidak boleh ambil duluan. Harus yang terakhir, biar adik-adik dulu yang memilih.

Momen caos dhahar romo itulah saat makan enak. Pikir saya waktu itu, ”Senang juga ya jadi romo, makannya enak-enak.” Lalu terbersit keinginan jadi romo. Motivasi awal yang sangat infantilis, kekanak-kanakan!!!

Dalam Injil dikisahkan, setelah mukjijat penggandaan roti, banyak orang mencari Yesus. Mereka ingin mengikuti-Nya karena sudah makan kenyang.

“Sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.”

Pesan Yesus yang penting adalah, “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu.”

Saya pernah ditanya oleh seorang umat, “Berapa gajinya romo?” Saya hanya menjawab, “Saya tidak punya gaji, tetapi saya dipelihara Tuhan.”

Dalam perjalanan waktu, mengikuti Yesus bukan soal enak-enak, tetapi berjuang untuk terus setia, karena Dia selalu setia.

Saya kadang mengalami kesulitan, jatuh bangun, gagal, tidak setia. Tetapi syukur dan untunglah, Dia tetap setia mengasihi.

Mensyukuri kesetiaan Tuhan yang selalu mengampuni dan membimbing itulah yang kini menjadi motivasi hidup saya. Lalu, apa motivasimu mengikuti Yesus?

Bunga mawar bunga melati.
Yang wangi bunga kenanga.
Syukurilah selalu hidup ini.
Karena Tuhan Yesus selalu setia.

Cawas, hati yang gembira….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr