DEWI Gendari menjadi putri boyongan Pandu Dewanata. Ia berharap dijadikan istrinya. Tetapi ternyata Pandu menyerahkannya kepada Destarastra, kakaknya yang buta.

Hal ini menimbulkan sakit hati dan dendam kesumat. Selama ia hamil, hatinya tak pernah tentram. Pikiran dan perasaannya hanya diliputi dendam dan luka batin.

Gendari ingin membalas sakit hatinya. Perasaan kecewa, dendam, sedih, galau, kawatir membanjiri dirinya. Ini mempengaruhi bayi yang dikandungnya. Bahkan sudah seribu hari bayi itu belum juga lahir.

Suasana Hastina seram dan menakutkan. Suatu malam binatang-binatang buas mengaum sangat mengerikan. Seluruh rakyat ketakutan. Disertai lolongan anjing hutan dan auman harimau buas, Dewi Gendari melahirkan gumpalan daging yang berserakan.

Begawan Abiyasa minta supaya gumpalan-gumpalan itu ditutupi daun jati. Secara ajaib Batari Durga datang dan mengatakan bahwa gumpalan daging merah itu akan menjadi anak yang jumlahnya seratus.

Dewi Gendari senang karena dia ingin punya anak banyak agar bisa menumpas keturunan Pandu. Dendam dan sakit hati diwariskan Gendari kepada para Kurawa, anak-anaknya.

Bacaan Injil hari ini bercerita tentang kelahiran Yohanes Pembaptis. Ada firasat dan tanda-tanda dari Tuhan yang mengiringi lahirnya Yohanes. Zakaria dan Elisabet sudah uzur.

Elisabet sudah mandul. Tak mungkin punya anak. Tetapi bagi Tuhan tak ada yang mustahil. Malaikat Tuhan menampakkan diri.

Memberitahukan bahwa Elisabet akan melahirkan seorang anak laki-laki. Zakaria pasti tak percaya. Walaupun ia juga berharap akan hadirnya seorang anak. Tapi apa mungkin?

Tanda lain yang nampak adalah bisu. Zakaria menjadi bisu karena ia tidak percaya kepada rencana Allah. Zakaria tidak dapat berkata-kata sampai Yohanes lahir.

Ia tidak dapat percaya bahwa Elisabet akan mempunyai seorang anak. Kendati begitu, Allah terus berkarya dan menjalankan kehendakNya. Ketidak-percayaan Zakaria tidak mengubah rencana Tuhan.

Ketika Elisabet mengandung pada bulan ke lima, ia menjadi yakin bahwa Allah mendengarkan doanya. “Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku. Sekarang Ia telah menghapuskan aibku di depan orang.”

Bagi pasangan-pasangan yang belum dikaruniai anak, tetaplah percaya dan tekun berdoa. Pada waktunya Allah akan bertindak dan mengabulkan doa-doa kita. Bagi Tuhan tidak ada hal yang mustahil.

Kuncinya ada pada iman, harapan dan cinta. Tetap beriman kepada Tuhan. Terus berharap Allah itu baik. Setia mewujudkan cinta pada sesama.

“Wong sing tekun mesti entuk teken lan mesti bakal tekan.” Barangsiapa tekun akan mendapat pertolongan dan akan tercapai cita-citanya.

Mobil baru putih warnanya
Garasi penuh mobilnya tiga
Jangan ragu, teruslah percaya,
Tuhan akan bertindak pada waktunya.

Cawas, bahagianya makan tempe kemul
Rm. A. Joko Purwanto Pr