Markus 3: 7-12

Kreatif dan Tidak Terlena

KALAU kita melayani umat, kita harus bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi dimana umat berada. Ketika tugas di Kalimantan, kita harus pandai-pandai mengikuti situasi umat yang dilayani. Pandai melihat musim-musim apa yang sedang terjadi.

Kalau musim “Nugal” atau musim nabur benih di ladang, kita bisa mengadakan ekaristi di pinggir ladang dimana mereka bisa berkumpul.

Kalau musim “Nuba” atau musim nangkap ikan di sungai, kita bisa melayani mereka di pinggir sungai.

Kalau musim “Nyandau” atau musim mungut buah durian jatuh, kita bisa misa di pondok-pondok mereka di hutan.

Kalau bulan November, kita bisa misa di makam-makam kampung untuk mendoakan arwah.

Meja altar dibikin seadanya. Bahkan ketika tidak ada meja, kami hanya menggelar selembar kain. Kami semua duduk di tanah, merayakan ekaristi seadanya. Salib dibuat dari batang kayu yang dipalangkan dan diikat tali.

Yang penting umat tetap dilayani. Situasi dan kondisi apapun tidak menghalangi agar Tuhan dimuliakan dan iman dapat dirayakan.

Yesus sangat kreatif dalam melayani orang banyak. Saking banyaknya orang berhimpit-himpitan, Dia menyuruh para murid menyediakan sebuah perahu untuk-Nya, agar Dia bisa melayani dan mengajar orang banyak.

Yesus tidak terbelenggu pada keharusan ini itu. Aturan-aturan hanya dipakai sejauh membantu untuk melayani orang banyak.

Bahkan pada hari Sabat pun, Yesus tetap mengajar dan menyembuhkan mereka.

Banyak orang berhimpitan dan berdesak-desakan untuk menjamah jubah-Nya. Mereka yang sakit mencari Dia untuk disembuhkan.

Bahkan roh-roh jahat pun mengenali Dia. Mereka berteriak-teriak menyebut Dia sebagai Anak Allah. Yesus justru dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia.

Banyak orang hebat jatuh karena terlena oleh popularitas. Ketika semua orang memuja dan mengelu-elukan, banyak yang terbuai dan akhirnya tersandung.

Banyak orang-orang top tersandung karena popularitas.

Kendati banyak orang datang dari mana-mana, mereka berhimpit memuja-Nya, mereka ingin menjamah jubah-Nya, dan bahkan setan-setan pun takluk kepada-Nya, namun Yesus hanya fokus untuk pelayanan bagi mereka yang menderita.

Yesus tidak tergoda oleh popularitas dan kuasa. Ia melarang roh-roh jahat menyebarkan nama-Nya. Ia hanya memusatkan perhatian bagi perutusan-Nya yakni membawa keselamatan manusia.

Ketika kita sudah di puncak, kita tidak boleh terlena. Di puncak, bahaya justru makin besar. Tiupan angin makin kuat, kita harus berhati-hati menjaga komitmen dan konsistensi cita-cita.

Tetap fokus pada tujuan semula dan jangan tergoda oleh pujian dan kesuksesan sementara.

Bagaimana Yesus tetap fokus pada tugas perutusan, dan tetap kreatif dalam pelayanan dapat menjadi cara bagi kita untuk mengikuti-Nya.

Ke Muntilan beli tape ketan
Dibawa naik bus ke Ambarawa
Popularitas itu bisa jadi godaan
Jangan mudah terlena dibuatnya

Cawas, fokus pada cita-cita….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr