KISAH wayang ini menggambarkan bagaimana Prabu Ramawijaya di Pancawati lahir kembali dalam diri Prabu Batara Kresna. Sejarah Sang Hyang Wisnu, pemelihara alam semesta mangejawantah dalam diri pribadi-pribadi yang membawa keselamatan.
Pertama menjelma dalam diri dalang Kandhabuwana, Kedua lahir dalam diri Prabu Harjuna Sasrabahu Raja Maespati, Ketiga menjelma dalam diri Raksasa Wisnungkara di Lokapala, keempat lahir dalam diri Prabu Ramawijaya, kelima dalam diri Batara Kresna di Dwarawati.
Keenam manjalma dalam diri Sri Aji Jayabaya di Pamenang, ketujuh dalam diri Prabu Anglingdarma di Malawapati Bojanagara, ketujuh dalam diri Prabu Brawijaya terakhir di Majapahit. Setelah itu Wisnu kembali ke Kahyangan.
Pembicaraan antara Yesus dengan Nikodemus berkisar tentang kelahiran kembali. Nikodemus berpikir lahir kembali secara lahiriah.
“Bagaimana mungkin seorang dilahirkan kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan kembali?”
Namun Yesus berbicara bahwa kelahiran kembali itu terjadi dalam air dan Roh. Dalam diri manusia ada daging dan Roh. Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari roh adalah roh.
Orang yang dilahirkan dari Roh akan hidup secara baru. Ia melihat bukan hanya apa yang nampak di mata. Ia bisa melihat apa yang tidak terlihat.
Seperti orang bisa merasakan desiran angin. Ia mendengar bunyinya, namun ia tidak bisa mengira dari mana angin datang dan kemana dia pergi.
Dunia ini bukan hanya badan “wadhag” atau benda-benda lahiriah semata, ada Roh yang tak kelihatan memimpin kehidupan kita. itulah Roh Kudus yang menerangi dan menuntun langkah kehidupan kita.
Lahir dalam Roh berarti mengikuti kehendak Allah yang menciptakan kita. orang yang lahir dalam Roh berarti dipimpin oleh kehendak Allah. Ia membawa keselamatan, kebaikan, keselarasan, harmoni kehidupan dengan alam semesta.
Pembaptisan berarti kita lahir dalam Roh yang membawa kita menjadi anak-anak Allah. Dengan dibaptis, kita dilahirkan kembali. Kehidupan lama berubah menjadi hidup yang baru.
Roh Kuduslah yang menuntun kita mengarah kepada Bapa. Apakah kita sadar bahwa dengan pembaptisan, hidup kita sudah diperbaharui dalam Roh Kudus? Ataukah kita masih hidup dengan cara lama?
Rumput hijau tak muncul di pagi hari.
Ia layu karena panas terik matahari.
Dalam pembaptisan kita lahir kembali.
Dibimbing menjadi anak Allah yang sejati.
Cawas, selalu berdoa dan berharap….
Rm. A. Joko Purwanto Pr