“UNTUNGLAH kita lewat jalan ini, kalau tidak, kita tidak selamat.” komentar teman ketika tahu jalan yang maunya kita lewati tadi ternyata longsor. “Tujune Gusti mberkahi kita”. “Nah benar kan? Untung kita lakukan yang ini, kalau tidak, hancur kita.”

Komentar-komentar seperti itu muncul setelah kejadian dimana kita barusan diselamatkan. Penilaian itu bersifat post factum. Kita terhindar dari mala petaka atau kita berhasil melewati masa-masa kritis.

Kemampuan nalar kita itu terbatas. Ketika kita sedang di dalam situasi kritis, kita tidak menyadari campur tangan Tuhan. Setelah kita terbebas dari situasi sulit itu, kita baru sadar ini semua berkat pertolongan Tuhan. Atau sejak awal mula Tuhan sudah mendampingi kita.

Ada banyak hal di dunia ini yang kita tidak mampu menyelaminya. “Jembar-jembaring jagad sing gumelar, isih luwih jembar jagad sing ora gumelar.”

(Betapa luasnya dunia ini, tetapi masih lebih luas alam semesta di luar dunia yang kita lihat). Di atas langit masih ada langit. Begitu pepatah mengatakan bahwa kemampuan kita ini sangat terbatas.

Yesus berkata, “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.”

Masih ada banyak hal yang kita belum bisa memahaminya. Kita membutuhkan kehadiran Roh yang membimbing kita untuk memahami semua ini.

Roh itu adalah Roh Kebenaran yang akan memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran. “Ia akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang akan datang.” Kata Yesus.

Pandemi sekarang ini mengajari kita banyak hal. Kehadiran virus yang tidak kelihatan ini membuka mata kita dan mengubah berbagai hal dalam kehidupan kita. Ternyata ada banyak perkara yang tidak dapat kita pahami semuanya.

Hal-hal yang sudah mapan, kebiasaan-kebiasaan lama yang sudah berjalan dibongkar lagi karena datangnya virus corona. Semua sisi kehidupan harus diperbaharui.

Di Inggris hari ini menurut BBC, 70% masyarakat sudah beralih dari transportasi publik ke penggunaan sepeda gowes. Virus ini akan terus ada. Kita harus bisa beradaptasi dengan gaya hidup sehat, lebih hormat pada sesama dan cara-cara hidup baru.

Roh Kebenaran akan membimbing kita memahami situasi pandemi ini dan mengajak kita semua kembali kepada kebenaran Allah.

Kita tidak bisa mengandalkan diri sendiri. Kita membutuhkan Roh yang memimpin kita. Syukur kepada Yesus karena Dia mengaruniakan Roh-Nya.

Virus corona tidak mungkin cepat binasa.
Kita harus beradaptasi untuk menyikapinya.
Kebijaksanaan Allah terlalu tinggi bagi pikiran kita.
Kita membutuhkan Roh yang menuntun ke sana.

Cawas, tetap jaga diri….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr