Kalung emas sing ana gulumu
saiki wis malih dadi biru.
Luntur kaya tresnamu, luntur kaya atimu
saiki kowe lali karo aku.

Syair lagu Didi Kempot itu kira-kira artinya begini; Kalung emas yang ada di lehermu, sekarang sudah berubah jadi biru, luntur seperti cintamu, luntur seperti hatimu. Sekarang engkau sudah lupa sama aku.

Dari warna kalung yang sudah berubah warnanya itu, si pemberi mendapat perlambang bahwa cinta kekasihnya sudah luntur dan tidak tersisa lagi. Kini kekasihnya sudah melupakannya. Bisa jadi dia sudah berpaling dengan pria lain.

Kalung emas yang sudah berubah rupa itu memberi tanda kekasihnya meninggalkan dan melupakannya. Dia mengungkapkan perasaannya; “Lara atiku, atiku kelara-lara. Rasane nganti tembus neng dada. Nangisku iki merga kowe sing njalari. Kebangeten apa salahku iki?”

(Sakit hatiku, sungguh aku merasakan sakit sekali. Rasanya sampai tembus di dada. Tangisku ini akibat tingkah lakumu. Sungguh terlalu, apa salahku ini?) Kalung yang sudah berubah jadi biru itu tanda atau pralambang putusnya ikatan cinta.

Hari ini ahli-ahli Taurat dan orang Farisi berkata kepada Yesus, “Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu.” Yesus mengajar dan memaklumkan bahwa Dia adalah Anak Manusia.

Gelar ini adalah gelar ilahi. Gelar ini sejajar dengan Mesias, Kristus, Putera Allah. Ia berkata,

“Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus. Seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian pula Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.”

Mereka tidak mengerti apa yang dimaksudkan Yesus. baru setelah kebangkitan, para murid memahami maksud sabda Yesus ini. Kematian dan kebangkitan Yesus itulah tanda bahwa Dia adalah Anak Allah.

Tetapi ahli-ahli Taurat dan orag Farisi tidak mempercayai-Nya. Hanya orang yang punya kepekaan dan kedekatan relasi akan melihat tanda.

Suami istri yang sangat peka dan erat relasinya akan memahami tanda-tanda yang diberikan pasangannya. Kata-kata atau isyarat-isyarat kecil saja sudah mengungkapkan maksud hati mereka.

Maka kita diajak membangun relasi erat dan mesra dengan Yesus, agar kita mengerti tanda dan kehendak-Nya. Kita bisa peka apa kehendak Tuhan dan mampu melaksanakannya kalau ada relasi dekat dengan-Nya.

Relasi itu dapat kita bangun lewat doa-doa kita. Sejauh mana kita selalu mempunyai waktu untuk berdoa kepada Tuhan?

Siji loro telu papat.
Hasile nganti pirang-pirang kwadrat.
Jika kita punya relasi dekat.
Kita akan mudah menangkap isyarat.

Cawas, playgroup……
Rm. A. Joko Purwanto, Pr