“Jangan Ada Yang Hilang”

TAK pernah bosan saya menonton film Not One Less yang sangat menyentuh ini. kisah kepahlawanan seorang gadis kecil yang harus menjadi pendidik di pedalaman.

Heroisme kisah ini sungguh riil. Tidak seperti film-film hero ala Hollywood. Kontek film ini sangat dekat dengan kehidupan kita.

Bapak Menteri Nadiem Makarim bisa berkunjung di daerah pedalaman Kalimantan, Papua atau Sumatera. Begitulah kondisi dunia pendidikan kita yang senyatanya di sana.

Film ini bisa mengaduk-aduk perasaan kita.

Pak guru Gao harus pergi sementara karena ibunya sakit parah. Kepala desa mencari guru pengganti.

Satu-satunya yang ada hanya gadis remaja yang tak lulus SMP, Wei Minchi. Ia dibujuk menggantikan Pak Gao dengan iming-iming honor 50 Yuan.

Tanpa dasar ketrampilan dan pengetahuan yang memadai, ia terpaksa menjadi guru. Ia hanya ingat pesan Pak Gao, “Tak boleh satu anak pun pergi dari sekolah.” Not One Less.

Ketika ada pencari bakat atlet datang dari kota dan meminta anak yang pandai lari, Wei tidak mengijinkan. Kendati ia gagal karena kepala desa menyuap seorang murid menunjukkan anak yang disembunyikan Guru Wei.

Satu anak lagi pergi dari sekolah, Zang Huike. Ia minggat karena ingin bekerja di kota. Ia harus mencari uang untuk biaya ibunya yang sakit.

Perjuangan Guru Wei untuk mencari dan menemukan Zang sungguh mengharukan. Usahanya yang gigih tak kenal lelah harus dicontoh para guru. Tak boleh satu murid pun pergi dari sekolah.

Momen yang mengharukan saat Zang Huike yang sedang mengais-ais sisa makanan di warung, melihat wajah guru kecil di layar kaca televisi. Dengan meneteskan airmata, Wei Minchi berkata, “Zang Huike, pulanglah, aku dan teman-teman merindukanmu.”

Momen ini bisa membuat saya menangis. Bukan karena cengeng, tetapi saya sadar berada di pihak Zang Huike.

Allah selalu rindu untuk bertemu saya. Tetapi saya sering minggat menjauh dari kasih-Nya. Hidup terlunta-lunta, susah penuh derita. Allah tak ingin anak-Nya hilang.

Dalam Injil Yesus berkata, “Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.”

Yesus diutus untuk menyelamatkan semua manusia. Mereka yang percaya kepada-Nya tidak akan dibuang. Tak satu pun akan hilang, tetapi akan diselamatkan.

Seperti seekor domba yang tersesat Dia cari, demikianlah Allah tak menghendaki manusia hilang, tersesat atau tidak selamat. Ia selalu membuka tangan dan berkata, “Aku selalu merindukanmu.”

Masihkan kita tegar hidup dalam kesesatan?

Menulis surat cinta di atas kertas.
Dikirim dengan perangko kilat.
Kasih Tuhan lestari tiada batas.
Ia mencari yang hilang tersesat.

Cawas, syukur atas kasih…..
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr