Teladan Ketaatan Romo-Romo “Sepuh”
WISMA Domus Pacis St. Petrus Kentungan baru saja diberkati Bapak Uskup, bertepatan dengan ulang tahun tahbisan uskup beliau ke 4. Wisma ini dibangun untuk tempat tinggal para imam yang sudah purna tugas.
Selama ini mereka menempati wisma Puren. Namun wisma ini sudah tidak memadai lagi. Maka Bapak Uskup membentuk panitia untuk membangun wisma romo-romo “sepuh” di Komplek Seminari Tinggi Kentungan.
Setelah diresmikan, esok harinya para romo sepuh mendapat SK baru untuk bertempat tinggal di Domus Pacis Kentungan. Romo Bambang bertanya pada Monsigneur, “Besuk boleh langsung pindah dan tinggal di sini, Monsigneur?”
Bapak Uskup langsung menjawab, “Boleh, silahkan romo pindah-pindah, kamar sudah siap dihuni. Inilah tanda ketaatan romo-romo “sepuh.”
SK keluar langsung berangkat. Tidak usah “ditari bola-bali.” Maksudnya tidak perlu ada tawar menawar, langsung “sendika dhawuh” berangkat.
Dalam Injil Yesus bertanya kepada Simon Petrus sampai tiga kali, ”Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka itu?”
Petanyaan yang diulang-ulang menunjukkan isinya sangat penting. Namun juga si penanya butuh keyakinan jawaban.
Para romo sepuh itu tidak perlu berulang-ulang ditanya. Sekali ditanya oleh uskup untuk pindah ke wisma Kentungan, mereka langsung siap, “sendika dhawuh.”
Sebagai seorang imam, mereka menjadi teladan ketaatan tanpa reserve. “Ora nambahi repote uskup”, tetapi kita membantu Bapak Uskup dengan penuh kasih.
Petrus ditanya sampai tiga kali. Yesus ingin memberi tugas kepada Petrus untuk memimpin kawanan domba-Nya. Ia membutuhkan orang yang siap sedia tanpa banyak alasan. Maka sampai tiga kali Petrus ditanya, “ditanting” untuk suatu tugas yang berat. “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
Tugas berat itu hanya bisa dilakukan kalau ada kasih. Kalau tidak ada kasih, seringan apa pun tugas akan menjadi beban berat.
Tetapi seberat apa pun, jika kita melakukannya dengan kasih akan menjadi ringan. Seperti seorang ibu atau ayah, seberat apa pun tugas akan dilakukan karena mereka mengasihi anak-anaknya.
Tugas adalah tanggungjawab. Mari kita lakukan dengan penuh kasih. Jika ada kasih, seberat apa pun tidak akan terasa.
Petrus diberi tugas memimpin kawanan.
Memimpin dengan penuh belaskasihan.
Romo-romo adiyuswa memberi teladan.
Taat pada uskup tanpa banyak alasan.
Cawas, jangan ragu-ragu…
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr