“Hati Wanita’

SINTA sangat terpesona oleh kijang kencana. Ia minta kepada Rama untuk menangkapnya. Kijang lari masuk ke hutan.

Perempuan kalau sudah punya kemauan, tak bisa dihalangi. Ia tidak tahu kalau kijang itu penjelmaan raksasa Kala Marica. Ia diperintah Dasamuka untuk memancing Rama menjauh dari istrinya.

Rama berpesan agar Laksamana menjaga Sinta. Rama mengejar kijang ke dalam hutan. Karena lama, Sinta meminta Laksamana menyusul kakaknya.

Adiknya itu tidak mau melanggar perintah kakaknya. Tetapi Sinta justru mencurigai Laksamana dan menuduhnya ingin memilikinya.

Perempuan kalau tidak dituruti mulai gelap mata, menuduh dan mencurigai. Laksamana yang tulus hati mengalami bimbang antara setia pada perintah kakaknya atau pergi meninggalkan Sinta.

Sebelum pergi, dia membuat lingkaran dengan “rajah kalacakra” untuk melindungi Sinta dari bahaya.

Lagi-lagi perempuan, kalau dah jatuh iba, tak lagi pakai logika. Dasamuka datang menjelma menjadi pengemis tua. Ia mengiba kepada Sinta. Sinta jatuh belaskasihan dan mengulurkan tangan keluar dari lingkaran.

Tangan Dasamuka menyahut dengan cepat dan menculik Sinta. Perempuan kadang tidak berpikir panjang. Belaskasihannya bisa menjadi petaka.

Hari ini Gereja memperingati Santa Maria Magdalena. Ia sangat dikasihi oleh Yesus. ketika Yesus mati, ia sangat sedih dan kehilangan. Ia menuju ke kubur untuk memburati jenasahNya.

Tetapi dia tidak menemukan jenasah Yesus. Ia kebingungan. Orang yang bingung tidak peduli dengan sekitarnya. Malaikat yang berbicara dengannya, tidak dianggapnya.

Bahkan ketika Yesus berdiri di dekatnya, Maria tidak mengenalinya. Ia tidak mengerti apa artinya bangkit dari mati. Yang dia tahu makam kosong. Jenasah-Nya tidak ada. Kemungkinan dicuri orang.

Ia menyangka orang di situ adalah penunggu taman. Orang yang bingung tidak bisa melihat dengan jernih. Seperti Sinta tidak melihat bahwa kijang itu adalah Kala Marica. Maria Magdalena tidak melihat sosok itu adalah Yesus, tetapi penunggu taman.

Orang yang bingung tidak berpikir panjang. Pikirannya sudah gelap. Seperti Sinta menuduh Laksamana menginginkannya. Maria Magdalena menuduh penjaga taman itu mengambil jenasah Tuhannya.

Ia tersentak, dan baru tersadar ketika Yesus menyapa secara personal dengan menyebut namanya, “Maria.” Sapaan intim dan khas itu menyadarkan Maria dan ia mengenali suara yang istimewa itu.

Apakah kita punya pengalaman istimewa dengan Tuhan sehingga kita akan mengenaliNya jika mengenang peristiwa istimewa itu?

Setiap orang disapa Tuhan secara pribadi dengan pengalaman yang unik. Di situlah kita mengenal Tuhan secara personal.

Saya punya guru playgrup.
Yang pandai mengajar matematika.
Hati kita jangan gugup.
Kalau Tuhan menyapa kita.

Cawas, lima CC=lima mili…
Rm. A. Joko Purwanto, Pr