Yesus dan Era Disrupsi.

TAHUN 2020 disebut era disruption. Perkembangan teknologi digital telah memicu aneka inovasi dan perubahan besar dalam dunia industri.

Revolusi industri 4.0 telah mengubah pola dan kondisi persaingan global.

Perubahan itu menciptakan disrupsi industri di segala sektor. Struktur-struktur lama berubah menjadi makin efektif dan efisien.

Kegiatan-kegiatan manual berganti menjadi serba otomatis dengan bantuan teknologi.

Muncul berbagai macam aplikasi yang makin mempermudah dan mempercepat.

Pasar tradisional hilang, diganti dengan pasar online. Kita tidak lagi harus menunggu kendaraan di pinggir jalan. Tetapi bisa pesan moda online dan langsung antar jemput sampai di tempat.

Ada pembayaran online. Bahkan mata uang digital sudah diciptakan yaitu cryptocurrency yang dikenal dengan Bitcoin. Tidak hanya Universe, sekarang ada Metaverse.

Kalau kita tidak masuk dalam era digital ini, kita akan tersingkir. Ada banyak perusahaan gulung tikar karena tidak mengantisipasi adanya disrupsi digital.

Sekarang tidak ada lagi Nokia, Blackberry, Kodak, Fuji Film, Konica. Sudah diganti dengan Smartphone yang 5G.

Gerai-gerai yang pernah jaya seperti Giant, Matahari, Ramayana, Golden Truly, Kinokuniya sudah bertumbangan karena tidak mampu beradaptasi dengan era perdagangan digital.

Bagi mereka yang tidak berubah dan beradaptasi dengan era baru, pasti akan ngap-ngap dan megap-megap.

Yesus yang bangkit juga membawa sesuatu yang baru. Ketika para murid pergi menjala ikan, semalam-malaman mereka tidak menangkap apa-apa. Mereka menggunakan cara lama yang konvensional.

Yesus menampakkan diri dan menyuruh mereka dengan cara baru. “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.”

Kebiasaan orang, menebar jala biasa ke sebelah kiri. Yesus menyuruh ke kanan. Ini hal yang baru.

Kalau tidak ke kanan, berarti anda harus membalik arah perahu, mengubah haluan. Jangan hanya mengikuti kebiasaan lama, tetapi berani berbalik arah 180 derajat.

Ketika mereka berani mengubah arah baru, seperti perintah Yesus, mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan yang mereka peroleh.

Yesus membawa pola dan cara baru. Kalau kita tidak mengikutinya, kita tidak akan mendapat hasil apa-apa.

Para murid kembali hidup sebagai nelayan. Ini pola hidup mereka yang lama. Sesudah Yesus bangkit, mereka diajak memakai cara dan pola hidup yang baru.

Dari pola lama mereka tidak menangkap apa-apa. Dengan pola baru yakni setia dan percaya pada Yesus, mereka menghela jala yang penuh dengan ikan.

Pertanyaan reflektif: Apakah kita mau mengikuti Nokia yang hilang ditelan bumi, atau mau ikuti cara dan pola baru yang diajarkan Yesus agar bisa menjala hasil yang melimpah?

Beranikah kita berubah menghadapi dunia yang sedang berubah?

Pergi ke pasar pakai sandal jepit,
Membeli celana berwarna biru.
Tuhan Yesus yang sudah bangkit
Membawa semangat dan harapan baru.

Cawas, semangat Paskah, hidup baru…
Rm. A. Joko Purwanto, Pr