DI LINGKUNGAN Yahudi ada beberapa kelompok keagamaan. Antara lain; kaum Eseni, kaum Farisi dan kaum Saduki.
Kaum Eseni adalah kelompok orang-orang saleh yang melakukan cara hidup rohani yang sangat keras di padang gurun.
Kaum Farisi adalah kelompok yang mendasarkan hidup keagamaan berdasar pada Hukum Taurat dan tradisi nenek moyang dengan penafsiran yang sangat ketat.
Sedangkan kaum Saduki mendasarkan sikap hidup lebih bebas dan sekuler. Mereka percaya pada Hukum Taurat tetapi tidak begitu menghormati tradisi nenek moyang.
Mereka sering berseberangan dengan kaum Farisi. Kaum Saduki tidak percaya kepada kebangkitan. Maka mereka mengajukan soal itu kepada Yesus.
Yesus menjawab mereka, “Orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain dan dalam kebangkitan dari antara orang mati tidak kawin dan dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi. Mereka sama dengan malaikat-malaikat dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan.”
Kita memikirkan kehidupan sesudah kematian itu dalam kerangka duniawi. Orang dunia terikat pada hukum-hukum dunia dan dibatasi oleh hal-hal duniawi.
Tetapi yang sudah menghadap Allah, mereka hidup seperti malaikat-malaikat, tidak terikat pada hukum dan tata dunia.
Mereka hidup di hadapan Allah. Mereka sudah menjadi anak-anak Allah. Yesus menegaskan bahwa
“Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, karena di hadapan Dia semua orang hidup.”
Santo Paulus pernah berkata bahwa kalau Yesus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah iman kita. Yesus yang bangkit akan menarik kita semua menghadap kepada Allah.
Kita akan hidup di hadapan Allah. Kebangkitan Yesus adalah harapan kita akan hidup kekal bagi orang beriman. Kita percaya akan adanya kebangkitan, karena Yesus telah bangkit.
Pandangan orang Saduki itu ditentang oleh Yesus karena Dia adalah Anak Allah yang bangkit dari alam kematian.
Dalam kalimat terakhir Credo, kita mengungkapkan iman kita tentang kebangkitan badan dan kehidupan kekal. Yesus yang telah bangkit adalah dasar dari iman itu. Y
yang bangkit terus hidup selamanya. Ia tidak akan mati lagi. Ia hidup kekal bersama Bapa. Kita semua akan mengalaminya nanti pada saat bersatu dengan Allah. Persiapkanlah hidupmu bersama dengan Yesus.
Naik gunung Merapi tidak membawa bekal
Di tengah jalan perut sakit dan melilit-lilit
Kita akan mengalami kehidupan kekal
Kalau kita percaya kepada Yesus yang bangkit
Cawas, menanti mendung menjadi hujan
Rm. A. Joko Purwanto Pr