“Guru Killer”

SEBUTAN itu sering terdengar ketika kita masih sekolah. Guru yang sering memberi sangsi atau hukuman pada murid yang melakukan kesalahan, indisipliner dan nakal di kelas.

Saya pernah terlambat tidak ikut upacara bendera. Langsung dihukum disuruh berdiri dengan kaki kiri diangkat selama jam pelajaran.

Setiap Senin ada pemeriksaan kuku. Kalau ada kuku yang panjang dan hitam, langsung kena pukul penggaris kayu.

Ada guru yang suka memelintir jambang di dekat telinga. Sakitnya luar biasa. Kalau hanya kuping dijewer itu mah biasa.

Ada banyak perlakuan keras yang dibuat oleh para guru waktu itu. Tetapi kami tidak dendam atau marah, karena itu bagian dari mendidik.

Guru bertindak demikian karena mengasihi bukan karena benci. Saya merasa bersyukur karena pernah dihukum. Dengan begitu saya belajar disiplin, tertib, tahu aturan, bisa menghargai waktu.

Bahkan banyak murid merasa beruntung karena dididik dengan keras. Kalau tidak, mereka tidak bisa jadi apa-apa sekarang.

Setelah pengajaran tentang roti hidup, banyak murid berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?”

Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia.

Tuntutan Yesus kepada murid-Nya memang keras. Yesus menuntut totalitas, tidak hanya setengah-setengah.

Makan daging dan minum darah-Nya itu sesuatu yang tidak masuk akal. Roti hidup yang turun dari surga itu juga sulit dipahami. Orang hanya dituntut percaya atau tidak.

Sesudah banyak orang mundur, keduabelas murid-Nya ditantang, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?”

Simon mewakili yang lain berkata, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”

Untung Petrus tidak mundur seperti yang lain. Kendati harus hadapi penderitaan, ia percaya Yesus adalah jalan keselamatan kekal.

Pertanyaan Yesus itu juga ditujukan kepada anda, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?”

Apa jawaban anda sekarang?

Pisang goreng dan ubi rebus,
Enaknya dimakan berdua.
Tidak mudah mengikuti Yesus,
Apakah anda berani mencoba?

Cawas, maju terus….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr