“Ibu, inilah anakmu!”
SETELAH Kresna memberitahu Kunti bahwa perang darah Barata tak terelakkan lagi, hancur luluh hati Kunti. Ia tahu akan terjadi perang antar saudara sekandung. Karna di pihak Kurawa dan Arjuna di pihak Pandawa.
Karna sejatinya adalah anaknya sendiri sama seperti para Pandawa. Ia terkenang ketika masih perawan, saat belum menikah dengan Pandu. Ia coba-coba memakai “aji Kunta wekasing rasa sabda tunggal tanpa lawan” untuk mengundang dewa.
Dewa Surya datang dan tak perlu dikisahkan, tiba-tiba Kunti hamil. Anak ini diberi nama Karna Basusena, dibuang di sungai Gangga dan ditemu oleh Adirata. Karna kemudian tinggal dan hidup di pihak Kurawa yang jahat.
Setelah itu lahirlah para Pandawa dari Kunti dan Madrim.
Pandawa diasuh oleh Kunti, sedang Karna berada di pihak musuh yakni para Kurawa. Ketika dewasa mereka hidup berseberangan. Karna membela Kurawa yang memusuhi Pandawa.
Kresna mengingatkan Karna untuk kembali bergabung ke Pandawa. Tetapi tidak digubrisnya. Kunti juga berusaha merayu dan menyadarkan Karna, bahwa ia adalah darah daging sendiri.
Karna berkata, “seorang ibu itu tidak hanya melahirkan, tetapi juga menyusui dan membesarkan anaknya. Kunti bukan seorang ibu karena dia hanya melahirkan, namun tidak memelihara. Ibuku adalah dia yang membesarkanku.”
Akhirnya Karna lari meninggalkan Kunti dan berperang melawan adik-adiknya sendiri.
Berbeda dengan Karna, Yohanes menerima Maria sebagai ibunya menggantikan Yesus yang tergantung di kayu salib. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya, “Ibu, inilah anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, “Inilah ibumu.” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.
Yesus pernah bersabda, “Sebab siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.”
Saudara tidak hanya ditentukan oleh garis hubungan darah, kelahiran, tetapi mereka yang melakukan kehendak Bapa di sorga.
Sehari setelah Hari Raya Pentakosta, dimana gereja lahir, Maria diangkat sebagai Bunda Gereja. Gereja yang diwakili oleh Yohanes diserahkan pemeliharaannya kepada Maria. Kita adalah anak-anak Maria karena Yesus mempercayakan murid-Nya kepada ibu-Nya.
“Ibu, inilah anakmu! Ini ibumu.” Sabda Yesus itu jelas, Maria menjadi ibu orang beriman, yaitu gereja. Dan kita semua adalah putera-puteri Maria.
Marilah kita hidup seturut teladan Maria, tetap setia dan rendah hati sebagai hamba.
Mawar merah warnanya.
Mawar biru itu judul lagu.
Kesucianmu ya Bunda Maria.
Jadi teladan dan jalan hidupku.
Cawas, ya Maria lindungilah…
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr