Mutasi Imam.
PERPINDAHAN tugas itu adalah hal yang biasa dijalani para imam. Pastor yang lama pergi dan pastor baru datang mengganti.
Sekarang perpindahan tugas sudah diatur dengan sistem yang tertata baik. Pastor yang berpindah harus membuat refleksi karya dan laporan pertanggungjawaban.
Ada serah terima jabatan dan berita acara yang disaksikan oleh Romo Vikep dan semua diaudit kebenarannya.
Ada pastor yang sangat rapi menyiapkan catatan-catatan laporan, keuangan, saldo rekening di bank, buku-buku tabungan beserta aset-asetnya.
Refleksi karya dibuat untuk membantu penggantinya bisa memulai karya dengan mudah di tempat yang baru.
Namun ada juga yang membuat catatan asal-asalan saja. Tidak mau meninggalkan jejak yang bisa membantu penggantinya. Semua diputihkan tanpa modal sepeser pun.
Ada anggapan kesuksesan ini adalah hasil kerja keras diri pribadi. Tidak sadar bahwa semua hasil pelayanan itu terjadi karena fungsi imamatnya.
Ada egoisme pribadi yang kuat melekat. Mental individual lebih kental daripada jiwa komunio seorang imam.
Tidak rela untuk melapangkan jalan bagi penggantinya. Tidak mudah untuk menyiapkan karpet merah bagi pastor yang baru.
Pastor pengganti harus mulai dari nol lagi. Ada perasaan “owel” atau tidak rela menyerahkan hasil kerjanya kepada rekan yang baru.
Yesus akan pergi. Ia berkata dengan legawa, “Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jika Aku pergi, Aku akan mengutus dia kepadamu.”
Yesus akan pindah dari dunia ini. Tetapi Dia telah menyiapkan pengganti-Nya yakni Roh Penghibur.
Roh itu akan mengajarkan segala sesuatu dan akan mengingatkan semua yang telah diajarkan Yesus kepada murid-Nya.
Ia telah menyiapkan segala sesuatu bagi pengganti-Nya untuk menjalankan tugasnya.
Yesus menunjukkan tugas bagi pengganti-Nya. Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman.
Akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Nya; akan kebenaran, karena Yesus akan pergi kepada Bapa; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.
Perpindahan tugas dari Yesus kepada pengganti-Nya, yaitu Roh Kudus telah disiapkan dengan seksama.
Yesus tidak berpikir untuk Diri-Nya sendiri. Yesus memikirkan keselamatan para murid-Nya. Maka Dia menyiapkan Penghibur yang akan menolong murid-murid-Nya.
“Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi.” Ungkapan ini menggambarkan semangat kerelaan, ketulusan, sukacita bahwa ada pengganti yang lebih baik.
Yang dipikirkan bukan diri pribadi, tetapi murid-murid atau umat yang dilayani.
Kadang rasa manusiawi kita tidak rela jika kesuksesan atau keberhasilan yang kita raih harus digantikan orang lain.
Marilah kita belajar rela legawa seperti Yesus yang pergi dengan sukacita agar Roh Kudus menggantikan-Nya untuk membimbing kita.
Pergi ke gunung memetik kapas,
Kapas dipintal jadi kain mori.
Ajarilah kami ikhlas lepas bebas,
Biar pengganti nyaman melayani.
Cawas, belajar melepaskan segalanya…
Rm. A. Joko Purwanto, Pr