Dewi Gendari sangat benci dan dendam kepada Pandu Dewanata, karena dia sebagai putri boyongan diserahkan kepada Destarastra, kakaknya.

Dewi Gendari sebenarnya mencintai Pandu. Dendam kesumat ini terbawa terus saat dia mengandung.

Walaupun sudah 1000 hari mengandung, tetapi Gendari belum juga melahirkan. Di hatinya hanya ada perasaan balas dendam.

Ia berdoa semoga anaknya yang lahir nanti dapat menumpas seluruh keturunan Pandu. Malam sebelum Gendari melahirkan, ada firasat buruk.

Suara binatang buas mengaum. Lolongan serigala mengerikan. Burung hantu, kelelawar, burung gagak, dan binatang malam lainnya melolong menakutkan.

Siapapun yang mendengarnya merasa ngeri merinding bulu roma. Malam itu Gendari menjerit kesakitan dan melahirkan segumpal daging berwarna hitam.

Dengan amarah daging itu ditendangnya kesana kemari sampai pecah berkeping-keping. Ada 99 serpihan daging.

Oleh Resi Abiyasa serpihan itu ditutupi dengan daun jati. Secara gaib Batari Durga turun ke jagat raya dan menghidupkan serpihan daging itu menjadi bayi berjumlah 100. Itulah Duryudana dan saudara-saudaranya.

Ada tanda-tanda alam yang menyertai lahirnya seorang anak. Selain itu suasana kebatinan seorang ibu sangat mempengaruhi watak dan karakter bayinya.

Gendari dikuasai oleh dendam dan sakit hati. Perasaan itu menurun menjadi karakter Duryudana dan saudara-saudaranya yang selalu menyimpan benci kepada putra-putra Pandu.

Kelahiran Yohanes Pembaptis dipengaruhi oleh suasana kebatinan ibu dan bapanya. Elisabet sangat bersukacita saat dikunjungi Maria.

Suasana kegembiraan itu berpengaruh pada bayinya. Zakharia juga mengalami hal-hal ajaib saat bertugas sebagai imam di Bait Suci.

Ia tidak percaya bahwa istrinya yang sudah lanjut itu akan melahirkan. Ia menjadi bisu. Untuk memberi nama anaknya, Zakharia harus menuliskannya, “Namanya Yohanes”.

Nama anak itu pun juga menjadi bahan pergunjingan banyak orang. “Menjadi apakah anak ini nanti”.

Yohanes Pembaptis menjadi tokoh besar dalam sejarah. Ia menjadi penghubung nubuat nabi-nabi dengan Juruselamat yakni Kristus.

Ia menjadi perintis dan pembuka jalan. Kelahirannya ditandai hal-hal besar dan peristiwa-peristiwa unik yang menunjukkan kualitasnya.

Kita bersyukur Yohanes Pembaptis adalah orang besar yang rendah hati. Ia menyiapkan jalan bagi Sang Penebus.

Zaman sekarang sulit mencari sosok rendah hati seperti Yohanes Pembaptis. Marilah kita meneladan dia.

Habis renang langsung lemes
Dilarang langsung makan nasi
Meneladan semangat Yohanes
Tegas, tulus ikhlas dan rendah hati

Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr