DI TENGAH kondisi sulit dan memprihatinkan karena merebaknya virus corona ini, ada berita-berita yang menggembirakan dan memberi harapan.

Ada banyak orang berjuang dan bergandengan tangan saling membantu. Dokter-dokter dan tenaga paramedis tak kenal lelah menjadi pejuang garis depan dalam memerangi wabah ini.

Ada relawan-relawan yang bekerja keras. Bahkan ada anak-anak sekolah di Pekalongan yang berinisiatif membuat hand sanitiser sendiri, karena permintaan cairan pembersih yang makin langka.

Ada yang berinisiatif membuat masker dan dibagikan gratis. Ada berita-berita menggembirakan di tengah kondisi yang sulit sekarang ini. Kita diajak membangun solidaritas dan kerjasama agar wabah ini segera berlalu.

Hari ini Gereja merayakan Hari Raya Kabar Sukacita. Malaikat Gabriel memberitahu kepada Maria bahwa ia akan melahirkan seorang anak yang akan menjadi penerus tahta Daud.

Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub dan kerajaanNya tidak akan berkesudahan. Itu adalah kabar gembira karena Allah hadir menyertai kita.

Namun hal itu tidak mudah dimengerti oleh Maria. Aneka perasaan muncul di benak Maria; bingung, gelisah, takut, ragu dan tidak tahu.

“Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?” ungkapan ini menunjukkan ketidakmengertian Maria menghadapi situasi ini. Tetapi kehendak Allah tidak berhenti oleh kekuatiran manusia.

Allah selalu mempunyai jalan untuk menyelamatkan manusia. “Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaungi engkau.” Itulah jalan yang diambil untuk menghapus kebingungan Maria.

Ada kesulitan, tetapi Allah siap membantu. Ada kegelapan di depan, tetapi Allah memberi terang. Ada keraguan, tetapi Allah menumbuhkan harapan. Ada ketakutan, tetapi Allah memberi penolong.

Ada kecemasan, tetapi Allah menguatkan. Selalu ada kabar baik dan menggembirakan jika kita berserah kepada Allah.

Maria hanya bisa berserah kepada kehendak Allah.”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.”

Sikap Maria itu pantas kita teladani. Di tengah kebingungan, keraguan, kesulitan, kegelapan, ketidak-pastian, Maria menyerahkan semua kepada Tuhan. Ia berserah sebagai hamba Tuhan.

Ketika kita berani berserah diri sebagai hamba, Tuhan membereskan segalanya. Mari belajar seperti Maria, berani merendahkan diri dan siap sedia mengikuti kehendakNya.

Jalan-jalan di tengah malam di Victoria.
Melintasi taman indah di tengah kota.
Marilah meneladan Bunda Maria.
Melaksanakan kehendak Allah dengan sukacita.

Cawas, kurangi kumpul-kumpul dulu…
Rm. A. Joko Purwanto Pr