SEBUAH iklan bercerita tentang anak kecil yang berdoa kepada Tuhan untuk diberi satu cokelat lagi.

Sambil mengatupkan tangannya, ia memohon berkali-kali, “Please, please, berilah aku satu coklat lagi, please….!”

Kakaknya yang duduk di sampingnya secara diam-diam menyodorkan miliknya. Dia memberikan tanpa diketahui oleh adiknya.

Ketika adiknya membuka mata, ia melihat ada sebungkus coklat di depannya. “Nah…. benar kan?” serunya. Ibunya tersenyum bangga atas tindakan anak sulungnya.

Pasti sang ibu akan mengapresiasi anaknya itu dengan memberi yang sama. Bahkan bisa lebih.

Yesus mengingatkan kepada murid-muridNya, “segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi”.

Jika kita ingin orang lain menghormati kita, maka wajiblah kita menghormati mereka lebih dulu.

Jika kita ingin orang lain melayani kita, hendaklah kita juga mau melayani mereka.

Sebaliknya jika kita tidak ingin orang lain menyakiti kita, janganlah kita berbuat demikian kepada mereka.

Orang baik akan selalu memancarkan kemilau kebaikan, walau berada di tengah kegelapan sekali pun.

Mutiara akan tetap sebagai mutiara sekali pun berada di tengah lumpur. Kebaikan bisa muncul di mana saja.

Namun kita diingatkan bahwa berbuat baik itu sulit da berat.

Ibaratnya kita harus masuk melalui pintu yang sempit untuk menuju kepada kehidupan.

Lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan. Jalan menuju dosa itu sangatlah lebar. Namun itu berarti kehacuran.

Jalan untuk memperoleh hidup yang kekal itu sempit. Kejarlah untuk memperolehnya karena banyak orang mencarinya. Don’t miss it !!

Naik gunung tanpa membawa bekal
Akibatnya perut lapar pusing kepala
Tak mugkin kita mencapai hidup kekal
Kalau kita tak mau berusaha sekuat tenaga

Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr