DUNIA sekarang ini memiliki perbedaan sangat kontras antara orang kaya dan orang miskin. Orang kaya menghamburkan sisa makanan lebih besar dari kebutuhan orang miskin.

Oleh karena itu Paus Fransiskus menghimbau kepada semua orang untuk tidak membuang makanan. Dengan membuang makanan itu berarti kita merampas milik orang miskin.

Banyak makanan dibuang sementara orang miskin tidak dapat menikmati hak mereka untuk makan.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengambil contoh kedermawanan orang miskin melalui seorang janda.

Janda miskin itu memberikan seluruh dari penghasilannya kepada Tuhan. Yesus memuji pemberian janda miskin itu karena ia memberikan dari segala kekurangannya. Sedangkan banyak orang lain memberikan dari kelimpahan mereka.

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang. Sebab mereka semua memberikan persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberikan dari kekurangannya, bahkan ia memberikan seluruh nafkahnya.”

Bukankah kita sering memberi kepada Tuhan justru sisa-sisa dari apa yang kita miliki? Kalau kita sudah berkelimpahan, kita baru memikirkan Tuhan atau orang lain.

Seringkali kita juga berpikir, “Saya aja masih kurang, kenapa harus memberi kepada orang lain?”

Dengan mengambil contoh janda miskin itu, Yesus ingin mengajarkan kepada kita untuk berani memberikan apa yang kita miliki kepada Tuhan tanpa memikirkan kebutuhan kita sendiri. Bukankah Allah telah memberikan semuanya untuk kita?

Dengan lepas bebas terhadap segala harta milik, kita diajar untuk berani mengandalkan Allah Sang Maha Pemberi.

Kita tidak dikuasai oleh harta benda akan milik kita, tetapi kitalah yang berkuasa mengendalikan harta milik itu. Semuanya adalah milik Allah. Maka kita kembalikan kepadaNya.

Janda miskin itu memberi contoh tentang keiklasan dan keleluasaan untuk tidak terikat pada materi duniawi.

Apakah kita berani melepaskan milik kita bahkan ketika kita mengalami kekurangan untuk diberikan kepada Allah? Disitulah nilai tertinggi dari pemberian kita.

Semarang hawanya sangat panas
Tiada angin bertiup dari utara
Orang yang berani hidup dengan ikhlas
Dia akan bahagia lahir dan batinnya

Bongsari, menikmati panas yang menyengat
Rm. A. Joko Purwanto Pr